Ahad 01 Jun 2014 10:37 WIB

Jelang Ramadhan, Pedagang Busana Muslim Diserbu Pembeli

Rep: c61/ Red: Agung Sasongko
Pedagang busana muslim
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang busana muslim

REPUBLIKA.CO.ID,   BANDUNG – Bulan Ramadhan masih puluhan hari lagi, namun minat masyarakat terhadap aksesoris Ramadhan sudah tinggi. Baju muslim serta perlengkapan shalat merupakan komoditi yang paling laku di Pasar Baru, di Jalan Otto Iskandar Dinata, kota Bandung.

Iwan Setiadi (32 tahun), salah seorang pedagang busana muslim mengaku, penjulannya mengalami peningkatan. Sejak seminggu yang lalu penjualan mukena mengalami kenaikan 20 sampai 30 persen. Omset yang didapatkan per hari bisa mencapai Rp 20.

Hal ini terjadi setiap tahunnya menjelang Ramadhan, diantaranya yang paling laris adalah perlengakapan shalat. “Paling laku mukena biasanya  cuma 1-2 kodi, sekarang 3-5 kodi habis sehari,” ujar Iwan, Ahad (1/5).

Menurut Iwan konsumennya membeli mukena dengan jumlah yang banyak, bukan untuk dipakai sendiri. Melainkan untuk dibagi-bagi kepada sanak saudaranya, juga sebagai Tunjangan Hari Raya (THR) bagi yang memiliki karyawan. Namun tidak sedikit mereka yang membelinya untuk dijual kembali.

Iwan mengungkap Iwan, kebanyakan mereka pedagang dari luar kota, seperti dari Tasikmalaya. Iwan sendiri mematok harga busana muslimnya dan perlengkapan shalat di kisaran Rp 50 -600 ribu.   Sehingga dengan bervariasinya harga, maka banyak pilihan untuk pembeli. Walaupun barang dagangannya laku keras, tapi Iwan enggan menaikkan harga. “Saya tidak mengelak kalau ada pedagang yang menaikkan harga jelang puasa, tapi saya tidak,” tegas Iwan.

Iwan memperkirakan tokonya akan lebih ramai lagi dikunjung para konsumen sekitar H-7 lebaran. Menurutnya tidak hanya tokonya saja yang mengalami peningkatan jelang Ramadhan, toko lain pasti sama. “Apalagi akhir-akhir puasa, pasti kebanjiran pemborong,” terang Iwan.

Hal yang senada dituturkan oleh Siti Harinah (43) menyatakan tidak hanya mukena dan sajadah saja yang laku keras. Aksesoris Ramadhan lainnya seperti, jilbab, baju muslim juga mengalami peningkatan. Biasanya sebelum bulan puasa, pembeli dari Malaysia yang memborong. “ Tapi menjelang hari raya itu paling dari Jakarta Jawa, dan Sumatera, ” papar Harinah.

Dengan melonjaknya pembeli, Harinah tidak bisa menjamin, semua jenis Jilbab masih ada hingga Idul Fitri. Sebab biasanya mengalami peningkatan di H-7 sampai H-3. Sehingga kesedian stok tidak bisa dijamin. Pengalaman dari tahun sebelumnya permintaan jelang lebaran bisa mencapai dua kali lipat. Omzet pun bisa mencapai belasan juta per harinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement