Sabtu 31 May 2014 21:57 WIB

Swayanaka: 91 Persen Anak Jadi Korban Perokok

Rep: C82/ Red: Didi Purwadi
 Sejumlah pelajar melakukan aksi kampanye anti-rokok.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sejumlah pelajar melakukan aksi kampanye anti-rokok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Mahasiswa Penyayang Kanak-kanak (Swayanaka) Indonesia, Sabtu (31/5), meluncurkan 'Duta Cilik Anti Rokok' dalam rangka memperingati World No Tobacco Day (WNTD).

Rosita Handayani, Project Officer WNTD, mengatakan anak-anak merupakan agen yang tepat untuk membuat perubahan.

"Yang menjadi korban dari perokok itu nggak cuma yang ngerokok aja, tapi juga perokok pasif yang 91 persennya anak-anak,'' kata Rosita, kepada Republika Online, Sabtu (31/5).

''Makanya, kita membuat acara yang berfokus pada perlindungan anak,'' katanya. ''Bukan menyuruh orang untuk berhenti merokok."

Rosita menilai saat ini upaya pemerintah dalam melindungi anak dari paparan asap rokok masih sangat kurang. Kebanyakan lembaga-lembaga kesehatan pemerintah hanya fokus pada perokok aktif dan kurang memperhatikan anak-anak sebagai perokok pasif.

Orang tua dan keluarga pun memegang peranan penting. Sebagai orang-orang terdekat, mereka harus menjadi lini terdepan untuk melindungi anak-anak dari asap rokok.

Tapi, menurut Rosita, kenyataannya justru mereka juga berperan aktif memunculkan bahaya asap rokok.

"Orang tua kadang ngerokok di dekat anak tanpa rasa bersalah dan tanpa melindungi anak mereka dengan masker. Jadi, kesadaran mereka masih sangat kurang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement