Kamis 29 May 2014 20:34 WIB

Antisipasi Flu Burung Pengawasan Ternak Rakyat Ditingkatkan

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Djibril Muhammad
Flu Burung jenis H7N9.
Foto: drugdiscovery.com
Flu Burung jenis H7N9.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah mengimbau kepada masyarakat senantiasa meningkatkan kewaspadaan terhadap flu burung. Terutama pada hewan ternak unggas rakyat --seperti ayam dan itik-- yang pola pemeliharaannya selama ini jamak dilepasliarkan.

 

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Whitono mengakui, pengawasan terhadap ternak unggas rakyat lebih sulit. Karena pola pemeliharaannya yang tidak dikandangkan.

"Kalau di peternakan, hygenitas kandang, kesehatan dan pakan ternak lebih terjamin," ujarnya, di Ungaran, Kamis (29/5).

 

Untuk itu, pihaknya telah menyampaikan kepada seluruh dinas terkait di kabupaten/ kota agar terus mengantisipasi wabah penyakit yang menyerang pada unggas ini.

 

Masing-masing dinas diimbau untuk memantau kemunginan munculnya wabah penyakit ini, terutama pada ternak unggas rakyat.

 

Ia juga mengakui, ancaman wabah penyakit flu burung di Jawa Tengah masih berpotensi terjadi. Karena pola pemeliharaan unggas rakyat yang tidak dikandangkan.

 

Ini dapat dilihat dari munculnya kasus-kasus flu burung pada unggas secara periodik, di sejumlah daerah di Jawa Tengah. "Meski beberapa kasus munculnya penyakit flu burung ini dapat dikendalikani, upaya pencegahan sangat penting dilakukan," katanya menegaskan.

 

Apalag tipe penyakit flu burung pada unggas ini telah mengalami perubahan genetis dan berbeda dengan kasus-kasus yang pernah terjadi sebelumnya.

 

Awalnya penyakit ini hanya menyerang pada unggas jenis ayam maupun burung. Sementara pada unggas jenis itik lebih kebal. Pada sub tipe H5N1, silsilah struktur genetis (clade) telah terjadi perubahan hingga itik menjadi tidak kebal terhadap penyakit ini.

 

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, tambah Whitono, juga mendukung kewaspadaan ini dengan menyiapkan stok disinvektan maupun vaksin flu burung, di tiap daerah.

 

Termasuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga dan mengawasi kesehatan ternak- ternak mereka.  Sehingga jika ditemukan gejala-gejala serangan penyakit ini dapat segera dilaporkan kepada instansi terkait untuk segera diambil langkah penanganan.

 

Pihaknya juga meminta agar pengawasan terhadap unggas rakyat lebih diintensifkan sebagai lanfkah untuk mewaspadai wabah penyakit ini. "Tak terkecuali wabah penyakit yang rentan menyerang ternak dan berkembang pada peralihan musim seperti sekarang ini," katanya menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement