REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Harga bahan kebutuhan makanan jelang Ramadhan mulai merangkak naik. Padahal, Ramadhan masih satu bulan lagi.
Ketua Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) Ade Zulkarnain mengatakan, peternak ayam lokal telah menaikkan harga sebesar 20 persen. Di tingkat peternak, harga ayam lokal ada di kisaran Rp 35 ribu sampai rp 40 ribu. Di pasar modern, harga ayam lokal mencapai Rp 90 ribu per tujuh ons.
Harga ini memang terbilang cukup tinggi karena harga unggas lokal tidak diatur pemerintah agar harganya tidak tinggi. "Kami dorong peternak menaikkan setinggi mungkin karena tidak ada dosa sosial untuk menaikkan harga," ujar Ade kepada Republika, Kamis (29/5).
Jelang Ramadhan, harga ayam lokal akan kembali naik. Ade mengatakan, biasanya kenaikan harga selama puasa mencapai 10 persen.
Kenaikan harga ini sifatnya temporer. "Setelah lebaran harganya akan kembali turun, tapi tetap di atas HPP," ujar Ade.
Penjualan ayam lokal menurut Ade tersegmen. Biasanya, ayam lokal dikonsumsi oleh masyarakat kelas menengah. Sehingga, pemerintah tidak mengatur harganya.
Ade menambahkan, pasokan untuk ayam lokal terbilang tidak aman. Di Jabodetabek saja, permintaan harian mencapai 350 ribu ekor. Sedangkan, pasokan hanya 80 ribu per hari dari empat sentra bibit ayam lokal di Jawa Barat.
Mengatasi hal ini, Himpuli telah meminta pemerintah untuk menambah sentra bibit dan memperbanyak pembibitan di perdesaan. "Permintaan semakin tinggi seiring dengan pertumbuhan kelas menengah," kata Ade.