REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden, Budieono, memberikan pujiannya kepada kontribusi yang telah diberikan Muslimat NU. Diantaranya adalah kontribusi besar organisasi wanita milik NU ini dalam menyukseskan sosialisasi program Keluarga Berencana (KB).
"Sejak berdirinya, Muslimat NU telah banyak berbuat nyata bagi masyarakat," kata Budieno saat memberikan sambutannya di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Muslimat NU di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (28/5).
Boediono mengatakan, Muslimat NU selama ini telah banyak berperan dalam keberhasilan program KB di Indonesia. Pada tahun 1970, kata Budieno, saat Undang-undang perkawinan sedang dibahas muslimat NU juga ikut berperan, khususnya kader Muslimat yang duduk di parlemen.
Budieono menjelaskan, Muslimat NU juga ikut berperan banyak terhadap sosialisasi program KB terhadap masyarakat. Muslimat NU, kata Budieno, memberikan penjelasan kepada masyarakat atas pentingnya KB. Karena pada saat akan dijalankannya program KB oleh pemerintah, banyak masyarakat yang menolaknya karena dipandang bertentangan dengan ajaran agama. "Sehingga KB berjalan dengan baik dan menjadi contoh bagi negara lain," katanya.
Selain itu, lanjut Budieno, kader Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa juga berperan dalam digunakannya istilah pemberdayaan perempuan di kementerian. Perubahan tersebut kata Budieno pasti memberikan perubahan makna.
Sebagai organisasi layanan masyarakat, kata Budieno, Muslimat NU telah membantu meringankan tugas dari negara. Karena Budieono mengakui, keterbatasan negara dalam menjangkau seluruh rakyat Indonesia dipelosok-pelosok, kehadiran Muslimat NU dengam jaringannya yang luas mampu membantu negara.
Budieno menilai dengan tema yang diangkat pada Rakernas dan Mukernas Muslimat NU yaitu Khidmat Muslimat Menuju Indonesia Bermartabat sangat tepat dengan kondisi saat ini. Menurutnya, kesejahteraan masyarakat berarti kesejahteraan perempuan. "NU dan Muslimat aktif mengajarkan ajaran keagamaan," katanya.
Terakhir, Budieno meminta kepada NU dan Muslimat untuk waspada terhadap kelompok tertentu yang mengajarkan ajaran yang salah. Selain itu, kata Budieno, orang tua harus menjaga anak-anak. Kemudian, lanjut Budieono, NU juga harus tetap menjaga toleransi antar agama.