REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden, Boediono memuji Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa. Ia menilai Khofifah adalah kader terbaik muslimat NU.
Dikatakannya, ketika Khofifah menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan BKKBN pada 1999, terjadi pergantian istilah yang mengubah paradigma terhadap peran perempuan.
"Saya ingin menyampaikan catatan kecil. Catatan ini perlu saya sampaikan karena pada masa kepemimpinan Ibu Khofifah ini lah, pertama kalinya digunakan istilah “pemberdayaan perempuan”, dan sejak itu mengubah makna kementerian (dulu Departemen Peranan Wanita)," katanya saat membuka Rapat Kerja Nasional dan Musyawarah Kerja Nasional Perangkat Muslim yang diselenggarakan di Asrama Haji Pondok Gede, Rabu (28/5).
Ia pun menjabarkan sedikit tentang arti semantik kata 'wanita' dan 'perempuan'. Menurutnya, penggunaan dua kata itu memiliki makna dan rasa yang berbeda.
"Kata sementara kalangan, wanita artinya “wani di tata” atau siap diatur, sedangkan perempuan berasal dari kata “empu” dengan makna “yang dihormati”. Perubahan kosa kata ini mempunyai makna," katanya.
Dalam acara tersebut, Wapres didampingi Ibu Herawati Boediono, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Wakil Menteri Agama Nazaruddin Umar, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj dan Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa.
Rakernas tersebut dihadiri oleh ratusan jajaran Muslimat NU dari kantor pusat, wilayah dan cabang serta para penanggungjawab dan penggiat perangkat Muslimat NU dari seluruh Indonesia.