REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Program '1 Juta Kitab untuk 1 Juta Santri' yang digagas Anugerah Mulia Bhakti (AMB) Foundation secara resmi mulai digulirkan. Untuk pertama kalinya, program CSR itu digelar di Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa (27/5).
Gerakan '1 Juta Kitab untuk 1 Juta Santri' itu dikemas dalam bentuk pelatihan bahasa Arab bagi guru pondok pesantren salafiyah. Sebanyak 30 guru dari 10 pesantren di Jawa Timur mengikuti pelatihan di Twin Hotel Surabaya selama tiga hari dari 27-29 Mei. Selain itu, AMB Foundation juga menyumbangkan kitab pelajaran bahasa Arab yang kualitasnya diakui ulama dunia.
"Bahasa Arab merupakan bagian penting yang harus dikuasai para santri," ujar Ketua Anugerah Mulia Bhakti (AMB) Foundation, Idha Syuraida Syukur saat memberi sambutan. Menurut dia, bahasa Arab merupakan kunci pengetahuan (key knowledge) bagi para santri untuk menguasai kajian-kajian Alquran, hadis, serta kitab-kitab karya ulama besar.
"Sayangnya, para pemegang kebijakan kurang memberikan perhatian bagi pengembangan bahasa Arab," tutur Idha. Menurut Idha, salah satu komunitas yang sangat potensial dan sering dilupakan adalah komunitas pesantren salaf. "Padahal potensi mereka juga sangat bagus."
Atas pertimbangan itulah, kata dia, AMB Foundation berkeinginan untuk turut serta berkiprah dalam penguatan program bahasa Arab khususnya, dan program-program lainnya. Menurut Idha, Program '1 Juta Kitab untuk 1 Juta Santri' yang digulirkan AMB Foundation mendapat dukungan dari Perusahaan Gas Negara (PGN).
"Untuk mewujudkan gerakan ini, kami menggandeng Ikatan Pelajar putri Nadlatul Ulama (IPPNU)," ungkapnya. Ida menjelaskan, AMB Foundation adalah lembaga non-profit yang berkeinginan untuk ikut serta dalam membangun sumber daya manusia Indonesia dalam berbagai bidang dan kegiatan, diawali dengan pemberdayaan bidang pendidikan.
Ketua Umum IPPNU Farida Farichah, mengapresiasi AMB Foundation dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang telah menginisiasi terwujudnya program "1 Juta Kitab untuk 1 Juta Santri".
"Kita berharap tak hanya 1 juta santri karena faktanya puluhan juta santri di Indonesia membutuhkan program-program yang berkaitan dengan pengembangan SDM," ungkap Farida.
Menurut Farida, tantangan yang dihadapi para santri ke depan adalah globalisasi. Karenanya, kata dia, menguasai bahasa internasional, seperti bahasa Arab, menjadi prasyarat yang harus dikuasai.
"Santri sebagai generasi penerus pembangunan negara ini harus terus difasilitasi untuk pengembangan SDM-nya agar di masa depan bisa berperan membangun Indonesia," tegas Farida.
Ketua PC Nahdlatul Ulama Surabaya, KH Syaiful Halim yang membuka acara pelatihan bahasa Arab bagi guru pesantren salafiyah itu, mengatakan, menguasai bahasa Arab sangat penting bagi kalangan santri.
"Dengan menguasai bahasa Arab secara aktif, para santri pasti mampu membaca khazanah keislaman secara baik," ungkap Kiai Syaiful. Menguasai bahasa Arab, kata dia, mampu memperbaiki kondisi ekonomi dan kehidupan, karena saat ini para eksekutif di Timur Tengah membutuhkan tenaga ahli yang mampu menguasai bahasa Arab.
"Apalagi sekarang bahasa Arab sudah menjadi bahasa internasional, sehingga belajar dan memasyarakatkan bahasa Arab adalah bagian dari jihad," ujar Kiai Syaiful menegaskan.