REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat Kerja Nasional Muslimat NU di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta pada 27 Mei-1 Juni mengundang Joko Widodo (Jokowi), Jusuf Kalla, dan Hatta Rajasa.
Namun, Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menyebutkan, tiga tokoh itu diundang bukan dalam kapasitas sebagai capres atau cawapres.
"Kami menyampaikan undangan ini sejak Maret lalu, sebelum ada penetapan capres-cawapres oleh partai pengusung," katanya, Senin (26/5).
Khofifah mengatakan, Muslimat mengundang Jokowi dalam kapasitasnya sebagai Gubernur DKI. Ini sudah menjadi kebiasaan Muslimat untuk mengundang gubernur di daerah yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan kegiatan yang berskala nasional.
Sedangkan JK diundang dalam kapasitas sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia yang akan menyampaikan materi dalam sesi yang sama dengan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin.
Undangan untuk Hatta disampaikan ketika yang bersangkutan masih menjabat sebagai menko perekonomian.
"Meski sekarang beliau sudah mengundurkan diri, panitia pengarah memutuskan tidak melakukan perubahan karena kerja sama Muslimat dengan kemenko perekonomian ditandatangani ketika menterinya Pak Hatta," kata Khofifah.
Menurut Khofifah, selain membahas agenda kerja organisasi, rakernas juga akan membahas persoalan aktual. Antara lain, terkait kekerasan seksual terhadap anak-anak, ketahanan keluarga, dan kepemimpinan nasional.
"Untuk kepemimpinan nasional penekanan kita pada pemimpin, yang bisa formal mau pun informal, bukan pada capres. Tidak agenda khusus soal capres-cawapres," katanya.
Rakernas dijadwalkan dibuka Wapres Boediono, Rabu (28/5). Rencananya akan dihadiri oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.