Ahad 25 May 2014 09:51 WIB

Pembangunan Taman Interaktif di DKI Belum Capai Target

Rep: c63/ Red: Maman Sudiaman
  Sejumlah anak bermain di taman interaktif di bantaran Kanal Banjir Timur, Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (25/3).  (Republika/Adhi Wicaksono)
Sejumlah anak bermain di taman interaktif di bantaran Kanal Banjir Timur, Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (25/3). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Program pembangunan taman interaktif sepertinya masih jalan di tempat. Buktinya, dari target 500 titik taman interaktif yang difokuskan di setiap rukun warga (RW), baru 88 titik saja yang terealisasi.

Padahal, kebijakan pembangunan taman interaktif tersebut sudah berjalan sejak Sutiyoso menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta melalui program 'Ijo Royo-royo'. Fokus pembangunan taman dilakukan di daerah kumuh padat kumuh msikin (kupat kumis). Keberadaan taman dimaksudkan sebagai areal interaksi sosial masyarakat di Ibu Kota.

Ihwal tekad melanjutkan program pembangunan taman interaktif kemudian disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjhaya Purnama (Ahok). Baginya, selain sebagai areal interaksi sosial, keberadaan taman juga untuk meminimaliasi aksi kejahatan. Lebih dari itu, wilayah kupat kumis tadi menjadi lebih asri.

wilayah tertentu.

“Itu menjadi 'PR' (pekerjaan rumah) Dinas Pertamanan, sebelumnya Dinas Olahraga juga akan bangun lapangan di setiap RW biar anak mudanya ada kegiatanlah,” ujar Ahok, baru-baru ini.

Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman Nandar Sunandar mengatakan, saat ini pihaknya terus menawarkan kepada warga di setiap wilayah untuk membebaskan lahannya kemudian dijadikan taman. Lahan tersebut akan diganti oleh Pemprov DKI Jakarta sesuai dengan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). “Siapa warga yang ingin lahannya dijadikan taman, tinggal ajukan ke Gubernur tembusan Dinas Pertamanan, nanti kita cek baru kita proses pembebasannya sesuai dengan NJOP,” ujar Nandar.

Dari informasi yang diperoleh, kalau pun ada lahan yang cukup, masyarakat enggatn menjualnya. Pasalnya, nilai NJOP yang ditawarkan Pemprov DKI, dinilai terlalu murah. Padahal, harga pasaran tanah umumnya dua kali lipat lebih dari harga NJOP.

Yang pasti, Pemprov DKI rupanya tetap bersisikuh membayar dan membebaskan lahan sesuai NJOP. Jika konsep taman di setiap RW terealisasi, Nandar mengatakan Jakarta akan menjadi kota yang modern dan tertata rapi sesuai dengan visi Jakarta baru saat ini. Nantinya taman-taman yang akan dibuat mempunyai konsep taman layak anak dan RW ramah anak.

Dinas Pertamanan dan Pemakaman untuk tahun ini menargetkan pembebasan lahan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebanyak 40 hektare dan tanah pemakaman sebanyak 10 hektare. Untuk anggaran, Dinas Pertamanan telah menganggarkan senilai Rp 1,3 triliun. Saat ini, lanjut Nandar, baru ada 64 lahan yang sedang dalam proses pembebasan oleh dinas pertamanan.

“ Sebanyak 64 lahan sedang proses, nah baru ada lima surat lagi yang masuk (ke dinas pertamanan)," ujar Nandar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement