REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS.- - Bank Indonesia mendorong peningkatan produksi batik yang merupakan budaya asli bangsa Indonesia yang memiliki daya saing tinggi.
"Batik asli Indonesia dan kita pasti punya daya saing karena kita punya keahliannya sehingga Bank Indonesia mendorong masyarakat bisa meningkatkan produksinya," kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (24/5).
Mirza mengatakan hal itu kepada wartawan usai meresmikan Galeri Batik "Pring Mas" milik kelompok pengrajin batik "Pring Mas" di Desa Papringan, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, yang merupakan mitra binaan binaan Kantor Perwakilan BI Purwokerto melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).
Dia mengatakan jika produksi batik di Desa Papringan dapat berkembang dan semakin baik, akan menunjang kegiatan pariwisata. "Atau sebaliknya, pariwisata dikembangkan, kemudian industri batik daerah seperti ini bisa berkembang dengan baik," katanya.
Dalam hal ini, dia mencontohkan Kota Cirebon, Jawa Barat, yang aktivitas ekonominya meningkat pesat pada hari Jumat hingga Minggu. Menurut dia, hal itu disebabkan Kota Cirebon "menjual" pariwisata dan kuliner.
Ia mengatakan bahwa Purwokerto sebagai ibu kota Kabupaten Banyumas dapat melakukan hal yang sama seperti Cirebon.
"Jadi, Bank Indonesia masuk ke area ini untuk mendorong pemerintah daerah, mendorong masyarakat setempat agar bisa melihat potensinya dan kemudian mengembangkan potensinya," kata dia.
Menurut dia, Desa Papringan yang berada di tepi Sungai Serayu dapat dikembangkan untuk penyelenggaraan berbagai kegiatan seperti lomba dayung dan bersepeda sambil melewati daerah itu. Ia mengharapkan sentra batik di Desa Papringan dapat semakin berkembang.