REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN-- Pemerintah Kabupaten Karo Sumatera Utara menyebutkan, para pengungsi erupsi Gunung Sinabung dewasa ini membutuhkan bahan bangunan khususnya seng untuk memperbaiki rumah mereka yang rusak.
"Kebutuhan seng misalnya mencapai 246.561 lembar untuk memperbaiki rumah penduduk di 9 desa dan satu dusun yang masih rusak. Karena rumah masih belum bisa dihuni kembali, warga itu terpaksa masih berada di pengungsian," kata Sekda Pemkab Karo, Saberina Tarigan di Kabanjahe, Karo, Jumat.
Dia mengatakan itu saat menerima dan menemani rombongan Dharma Wanita Persatuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau DWP BNPB yang menggelar bakti sosial di pengungsian erupsi Gunung Sinabung itu.
Hingga dewasa ini, masih ada 15. 764 jiwa atau 4.985 kepala keluarga yang tinggal di 32 titik pengungsian. Saberina mengaku para pengungsi masih berada di pengungsian karena selain rumah baru yang dipersiapkan masih belum terbangun karena menunggu pendataan akurat, perbaikan rumah pengungsi yang sebelumnya rusak akibat erupsi Sinabung juga belum tuntas.
Para warga yang tinggal di radius 3 kilometer Gunung Sinabung memang tidak boleh kembali pulang ke rumahnya karena kawasan itu rawan bahaya letusan Sinabung. Sementara rumah warga di sembilan desa dan satu dusun masih belum selesai diperbaiki warga sehingga belum bisa dihuni kembali.
Kondisi itu menyebabkan, selain membutuhkan sembako, masyarakat membutuhkan bantuan bahan bangunan. "Pengungsi juga membutuhkan pasokan air bersih yang masih kekurangan karena adanya kendala teknis mesin pompa air," katanya.
Sekretaris DWP BNPB Ny Mien Wisnu menyebutkan, bakti sosial itu merupakan keperdulian DWP BNPB dan banyak pihak lainnya terhadap pengungsi Sinabung yang masih di pengungsian. Selain swasta dan donatur, bantuan diperoleh dari Dharma Wanita Kementerian Luar Negeri.
Didampingi Ny Rita Budiarto dan Ny Susilawati Saleh Idoan, Mien Wisnu mengatakan, pemberian bantuan melalui DWP BNPB karena berbagai keterbatasan waktu para donatur untuk menyampaikan langsung ke para pengungsi Sinabung di Kabupaten Karo, Sumut.
DWP BNPB dan para pihak donatur berharap bantuan itu bisa meringankan beban pengungsi Sinabung yang masih berada di posko penampungan. "Kami berharap para pengungsi bisa hidup normal kembali dan bantuan yang diberikan dewasa ini bisa meringankan beban pengungsi,"katanya.
Selain memberikan bantuan logistik, ibu-ibu Dharma Wanita BNPB itu juga memberikan bingkisan berisi makanan ringan dan susu untuk anak-anak pengungsi yang disambut gembira anak-anak. Kegembiraan anak-anak pengungsi itu semakin mencuat dengan adanya hiburan berupa permainan.
Rombongan DWP BNPB bersama pengurus Dharma Wanita Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumut mengunjungi tiga lokasi pengungsi mulai Posko GBKP Kantor Klasis, GBKP Kota Kabanjahe dan Mesjid Agung.
Selain berdialog dan memberi bantuan, rombongan DWP BNPB membeli hasil kerajinan karya pengungsi seperti anyaman sumpit, ukiran kayu dan makanan ringan.
Turut dalam kunjungan itu Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Tri Budiarto dan Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Bernandus Wisnu Widjaja dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Saleh Idoan Siregar.