REPUBLIKA.CO.ID, SENTANI- Penerima penghargaan Plurarisme Award 2014 dari Jaringan Antariman Indonesia (JAII), Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan butuh kejujuran untuk membangun dialog Jakarta-Papua.
"Sebenarnya tinggal tunggu aksi saja dari Pemerintah Pusat terkait dialog. Tapi yang terpenting adalah adanya kejujuran untuk membangun dialog Jakarta-Papua," kata Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam jumpa pers di Sentani, Jumat.
\Gubernur DIY Yogyakarta itu menyampaikan bahwa selain itu, hal yang perlu dilakukan adalah siapa yang mewakili dari Pemerintah Pusat, bisa saja presiden langsung. Sementara dari Papua untuk dialog tersebut, kira-kira siapa.
"Saya kira ini yang pertama, menetapkan siapa-siapa yang berhak duduk berbicara untuk Dialog Jakarta-Papua," katanya.
Hal kedua adalah bagaimana membangun komunikasi yang baik antara kedua pihak yang ingin berdialog. "Dan ketiga adalah kedua pihak mempunyai itikad baik untuk dialog. Karena disini untuk menyelesaikan masalah bukan lainnya.
Bukan siapa yang kalah dan menang, tapi bagaimana solusi yang bagus dan sama-sama kedua pihak bisa menerimanya," katanya.
Keempat adalah soal jadwal dan pola pendekatan serta kesepakatan untuk dialog termasuk aksi yang harus dilakukan oleh kedua pihak. "Aksi ini tidak boleh sepihak, tapi serentak bersama-sama untuk siap berdialog, berkomunikasi. Yang dialog itu bukan untuk menyelesaikan masalah tetapi sebagai media untuk menyepakati hal-hal mana saja yang perlu disepakati, materi apa yang harus dibicarakan," katanya.
Sri Sultan menanyakan kira-kira ini semua sudah sejauh mana, sehingga dialog yang dimaksud bisa dilaksanakan. "Nah, sekarang bisa tidak hal itu terkondisi untuk dialog? Entah itu mau dialog di Jakarta, Papua atau di Yogyakarta, dimana saja. Saya sebagai gubernur hanya bisa menyampaikan hal ini. Yang penting ada kejujuran dalam membangun dialog,," katanya.