REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Provinsi Sulawesi Tenggara hingga kini belum memiliki peta mikrozonasi gempa, padahal daerah tersebut rawan bencana alam tersebut.
Kepala Stasiun Geofisika Kendari, Rosa Amelia, di Kendari, Jumat (23/5), mengatakan untuk membuat peta mikrozonasi perlu keterpaduan atau keterlibatan berbagai instansi terkait yang ada di daerah itu.
"Kita saat ini lagi gencar-gencarnya membuat peta mikrozonasi karena itu sangat dibutuhkan dalam pembangunan," katanya.
Dengan adanya peta mikrozonasi, katanya, maka bisa diketahui dampak kerusakan gempa terhadap wilayah-wilayah tertentu, hingga lingkup terkecil seperti kelurahan, RW atau RT. Sebab peta ini mengelompokkan daerah gempa dalam skala area yang lebih kecil.
Roza menegaskan, manfaat peta mikrozonasi sungguh luar biasa, selain sebagai 'action plan' gempa, juga bisa dijadikan pijakan pembangunan gedung dan infrastruktur tahan gempa. "Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sangat siap jika dipanggil untuk membuat bersama peta mikrosonasi tersebut," katanya.
Sultra kata Rosa, termasuk wilayah rawan gempa mulai di perairan Sultra hingga di daratan Sultra, sehingga keberadaan peta mikrozonasi gempa sangat diperlukan.