Kamis 22 May 2014 10:00 WIB

Kalsel Pelajari Gerakan Sejuta Sapi NTB

Induk sapi dan anaknya (ilustrasi).
Foto: Antara/Musyawir
Induk sapi dan anaknya (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Komisi II bidang ekonomi dan keuangan DPRD Kalimantan Selatan bertolak ke Nusa Tenggara Barat untuk mempelajari gerakan sejuta sapi di provonsi tersebut.

"Kita perlu belajar banyak tentang gerakan sejuta sapi di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang selama ini salah satu pemasok kebutuhan sapi di Kalsel," ujar Sekretaris Komisi II DPRD Kalsel Burhanuddin, saat mau bertolak ke Mataram, Kamis.

"Apalagi kita punya target, bukan cuma swasembada daging sapi, tapi juga surplus sehingga bisa menjadi pemasok daerah tetangga akan kebutuhan konsumsi daging sapi," lanjut wakil rakyat yang menyandang gelar insinyur itu.

Politisi Partai Bintang Reformasi (PBR) itu berharap, dari hasil studi banding ke NTB akan lebih mendorong usaha peternakan sapi di provinsi yang terdiri 13 kabupaten/kota dan kini berpenduduk mencapai empat juta jiwa ini.

"Karena Kalsel atau pada beberapa kabupaten/kota memiliki potensi untuk usaha pengembangan ternak sapi. Namun potensi tersebut belum kita garap atau berdayakan secara maksimal," ujarnya.

"Oleh sebab itu , untuk kebutuhan daging sapi Kalsel masih mendatangkan dari luar daerah, antara lain dari NTB, Bali dan Sulawesi Selatan (Sulsesl), seperti buat ibadah qurban serta keperluan bulan maulid Nabi Muhammad saw," demikian Burhanuddin.

Bersamaan kunjungan kerja (kunker) Komisi II yang diketuai Muhammad Ihsanudin tersebut, 22 - 24 Mei 2014 komisi-komisi lain di DPRD Kalsel juga melakukan kegiatan serupa dengan tujan dan sasaran materi yang berbeda sesuai pembidangan masing-masing.

Seperti Komisi I bidang hukum dan pemerintahan DPRD Kalsel yang diketuai H Achmad Bisung ke Sumatera Selatan, Komisi III bidang pembangunan dan infrastruktur yang diketuai H Puar Junaidi ke Provinsi Bali.

Kemudian Komisi IV bidang kesra DPRD Kalsel yang diketuai Habib Ali Khaidir Al Kaff ke Lampung - Sumatera, untuk studi banding mengenai pembangunan kesehatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement