REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Pemerintah Pusat dan Bank Indonesia menganugerahi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak sebagai yang terbaik untuk kawasan Timur Indonesia Tahun 2013. Penghargaan tersebut diterima Wali Kota Pontianak Sutarmidji dari Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi dengan disaksikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (21/5).
Penghargaan bagi TPID terbaik tingkat provinsi dan kabupaten/kota ini diprakarsai oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Dalam Negeri bersama dengan Bank Indonesia (BI). Wali Kota Pontianak Sutarmidji menuturkan, TPID Kota Pontianak melakukan banyak upaya untuk mengendalikan inflasi.
Diantaranya kebijakan memperkuat ketahanan pangan bagi masyarakat, mengatasi antrean bahan bakar minyak (BBM) di SPBU dan membangun pasar-pasar tradisional. Kemudian, pembangunan infrastruktur untuk memudahkan arus barang, dan kebijakan lainnya.
Menurut Sutarmidji, pada umumnya, angka inflasi seiring dengan tingkat kemiskinan. Artinya, ketika inflasi di suatu daerah tinggi, maka angka kemiskinan juga ikut meningkat. Namun, lanjut dia, di Pontianak meski angka inflasi tinggi, tapi kemiskinan tidak meningkat. "Hal itu dipengaruhi penyebab inflasi tinggi di Kalbar adalah komponen angkutan udara," kata dia.
Sementara komponen tersebut hanya berpengaruh terhadap kalangan masyarakat tertentu. Ia mencontohkan inflasi tahun 2013 di Kota Pontianak mencapai 9 persen, atau diatas angka nasional. "Kalau saja komponen itu dikeluarkan, angka inflasi Kota Pontianak hanya di kisaran lima persen," ujar dia.
Apresiasi juga diberikan dalam kebijakan ketahanan pangan yakni dengan memberdayakan rumah ibadah dalam membagikan beras bagi masyarakat tidak mampu.