REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta terus menggencarkan sosialisasi penataan kawasan Malioboro kepada berbagai komunitas dan elemen masyarakat yang berada di kawasan tersebut, baik pengusaha toko dan hotel hingga juru parkir.
"Upaya sosialisasi masuk dalam tahap pra penataan. Sosialisasi dilakukan untuk menjaring pendapat dari seluruh elemen masyarakat terkait rencana penataan yang akan dilakukan," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro Syarif Teguh di Yogyakarta, Rabu (21/5).
Menurut dia dalam proses sosialisasi yang sudah dilakukan tiga kali tersebut, terdapat dinamisasi dari berbagai elemen dan komunitas masyarakat yang berada di kawasan Malioboro.
"Kami tampung dulu semua masukan untuk kemudian dipetakan, masalah mana yang harus diselesaikan terlebih dulu. Hasil sosialisasi ini kemudian dilaporkan ke Pemerintah DIY selaku pihak yang akan melakukan penataan secara fisik," katanya.
Syarif mengatakan konsep penataan Malioboro menjadi kawasan pedestrian akan mempengaruhi banyak elemen dan komunitas masyarakat yang ada di kawasan tersebut sehingga sosialisasi harus dilakukan secara intensif dan bertahap.
"Masalah yang ada pun harus dikupas satu demi satu untuk menyelesaikannya karena sudah cukup kompleks. Kami akan lakukan pertemuan lagi untuk sosialisasi lebih lanjut," katanya.
Syarif menambahkan salah satu bentuk sosialisasi yang akan dilakukan adalah dengan memamerkan hasil sayembara desain penataan Malioboro pada pekan depan.
"Pameran rencananya dilakukan di kompleks Kantor UPT Malioboro," katanya. Salah satu elemen masyarakat yang akan terkena dampak penataan Malioboro menjadi pedestrian adalah juru parkir.
"Kami belum sepakat dengan isi sosialisasi yang dilakukan pemerintah," kata Ketua Paguyuban Parkir Malioboro Sigit Karsana.
Ia berharap pemerintah bisa mencarikan lokasi parkir baru yang mampu menampung semua juru parkir di Malioboro. "Kesejahteraan dari teman-teman juru parkir ini juga perlu diperhatikan. Sehingga kami berharap ada solusi terbaik dari pemerintah," katanya.