REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulawesi Utara (Sulut) Ir Siswa Rahmat Mokodongan mengatakan dari sudut pandang geologis, wilayah Sulut rawan terjadinya bencana geologi.
Bencana itu di antaranya gempa bumi, tsunami, letusan gunung api dan gerakan tanah (tanah longsor), kata Sekprov Mokodongan sebagaimana dikatakan Kabag Humas Provinsi Sulut Jemmy Kumendong di Manado, Rabu (21/5).
Menurut Kumendong, Sekprov Mokodongan mengatakan hal itu ketika membuka Diklat Mitigasi Bencana gerakan Tanah (20/5) salah satu hotel bintang di Manado.
Diklat itu diikuti para kepala dinas energi sumber daya mineral kabupaten/kota dan aparat pemerintah provinsi terkait dengan bidang geologi.
Sekprov Mokodongan, kata Kumendong mengatakan Indonesia lebih khusus daerah Sulut merupakan salah satu tempat dinamis dan kompleks.
Wilayah Sulut tempat terjadinya pertemuan (interaksi) antara tiga lempeng dunia sehingga interaksi pergerakan lempeng-lempeng tersebut menyebabkan rawan terhadap bencana geologi.
Mekanisme pergerakan lempeng kerak bumi dikenal dengan istilah tektonik menyebabkan terbentuknya berbagai fenomena geologi khas busur kepulauan berupa rangkaian gunung api aktif.
Fenomena itu sebagai bagian dari pacific ring of fire dan zona-zona retakan berupa patahan-patahan aktif, disamping memberikan potensi sumber daya geologi (geo-resouces) dan terciptanya tatanan lingkungan geologi (geo-environment).
Sekprov mengharapkan kegiatan pendidikan dan latihan ini dapat memberikan pencerahan kepada peserta sehingga mampu memanfaatkan dan mengambil langkah-langkah antisipasi konkrit dan terintergrasi guna mengurangi jatuhnya korban jiwa, harta benda dan kerusakan, diungkap Kumendong juga selaku juru bicara Pemprov Sulut.