REPUBLIKA.CO.IDJAKARTA--Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Soebandi Kabupaten Jember, Jawa Timur, menerima satu lagi pasien terduga (suspect) virus korona "Middle East Respiratory Syndrome" (MERS CoV) yang merupakan pasien rujukan dari Puskesmas Wuluhan.
"Kami merawat satu lagi pasien suspect Mers berjenis kelamin laki-laki yang merupakan warga Kecamatan Wuluhan dan pasien tersebut mulai dirawat di ruang isolasi sejak Minggu (18/5)," kata Humas RSD dr Soebandi Jember dr Justina Evy Tyaswati, Senin.
Sebelumnya, pihak RSD dr Soebandi merawat seorang pasien perempuan terduga Mers berinisial CH sejak Sabtu (10/5) dan kondisi kesehatan pasien tersebut terus membaik, sehingga pasien tersebut diperbolehkan pulang pada Minggu (18/5) dan hasil pemeriksaan laboratorium Kementerian Kesehatan memastikan bahwa pasien yang bersangkutan negatif terinfeksi virus korona.
"Pasien pertama terduga Mers yang menjalani perawatan di ruang isolasi RSD dr Soebandi selama sepekan sudah pulang karena kondisinya sudah membaik dan hasil laboratorium negatif, namun kami kembali menerima satu pasien laki-laki suspect Mers CoV dari Kecamatan Wuluhan," tuturnya.
Saat tiba di rumah sakit, lanjut dia, kondisi pasien tersebut mengalami batuk, pilek, dan sesak napas yang cukup berat usai menjalankan ibadah umrah di Mekkah, sehingga tim medis langsung melakukan observasi di ruang isolasi rumah sakit setempat.
"Keluarga pasien khawatir yang bersangkutan terinfeksi Mers, sehingga membawanya ke Puskesmas Wuluhan, kemudian pihak puskesmas merujuknya ke RSD dr Soebandi," katanya.
Menurut dia kondisi pasien masih belum mengalami perubahan, sehingga tim dokter terus melakukan observasi dan perawatan secara intensif terhadap pasien yang bersangkutan.
Rumah sakit umum milik Pemkab Jember sudah mempersiapkan ruangan isolasi untuk pasien terduga Mers karena rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit rujukan di empat kabupaten wilayah Eks Karisidenan Besuki yang meliputi Kabupaten Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi.
RSD dr Soebandi juga menyiapkan sejumlah dokter spesialis dengan jumlah ruangan isolasi sebanyak empat ruangan dengan kapasitas tujuh pasien dan ruangan tersebut merupakan ruangan isolasi untuk pasien kasus flu burung juga.