Senin 19 May 2014 22:12 WIB

Kementan: Waspadai Daging Ilegal Jelang Ramadhan

Daging merah
Foto: Yudhi Mahatma/Antara
Daging merah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Jumlah penyelundupan daging ilegal tanpa sertifikat resmi, yang berisko terkontaminasi bakteri dan daging celeng atau babi hutan, kerap meningkat pada momentum menjelang Ramadhan, kata Kepala Balai Karantina Kementerian Pertanian Banun Harpini.

"Biasanya saat-saat menjelang Lebaran, tingkat penyelundupan produk ilegal itu meningkat. Namun jika dilihat dari tahun ke tahun, jumlahnya sebenarnya menurun seiring dengan penindakan hukum yang tegas," kata Banun di Jakarta, Senin.

Dia mengemukakan bahwa tren daging ilegal mengalami kenaikan itu, berdasarkan hasil penangkapan dan pemusnahan yang dilakukan Balai Karantina (Barantan) Kementan.

Barantan Kementan mengidentifikasi daging sapi ilegal kerap memanfaatkan pintu masuk Selat Malaka, dan kemudian masuk ke Indonesia melalui Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara dan Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau.

Menurut dia, daging sapi ilegal tersebut, tidak bersertifikat resmi, seperti sertifikat sanitasi, sehingga dikhawatirkan mengandung bakteri yang berbahaya jika dikonsumsi manusia.

Daging sapi ilegal tersebut, kata dia, diperkirakan berasal dari India yang sebenarnya ditujukan untuk masuk ke pasar Malaysia. "Namun, itu sepertinya sisa-sisa yang dari Malaysia, akhirnya diselundupkan ke Indonesia," ungkapnya.

Sasaran penyulundupan daging sapi ilegal tersebut, kata dia, adalah kota-kota besar di Pulau Jawa. Namun, Barantan juga mengidentifikasi bahwa pasokan daging ilegal tersebut, turut masuk ke kota-kota di Sumatera, ketika sudah memenuhi pasokan ke Pulau Jawa.

Sayangnya, Banun mengaku tidak mengetahui pasti jumlah daging sapi ilegal yang sudah dimusnahkan oleh Barantan. "Jumlahnya, memang tidak begitu besar. Paling banyak setiap pemusnahan itu besarannya sekitar satu ton. Pada Juni, Barantan akan umumkan secara resmi," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement