Ahad 18 May 2014 21:40 WIB

2 Jamaah Umrah Diduga Terinfeksi MERS Dirawat Intensif

Alat pemindai virus MERS.
Foto: AP
Alat pemindai virus MERS.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG-- Dua orang jamaah umroh dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Provinsi Lampung, diduga mengidap virus Middle East Respitatory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).

"Sebelumnya kami telah menerima tiga pasien yang diduga mengidap virus MERS, mereka merupakan jemaah umroh yang berasal dari tiga kabupaten di Provinsi Lampung, dari Bandarlampung, Lampung Timur dan Metro. Ketiganya dengan jenis kelamin lakil-laki dua orang dan satu perempuan," kata dr Nina Marlina salah seorang dokter Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) yang menangani pasien tersebut, di Bandarlampung, Ahad.

Dia mengatakan, ketiganya mengalami gejala seperti panas tinggi pada suhu tubuh dan dipernafasan, ciri-ciri tersebut sama seperti penderita virus MERS. Ciri-ciri penderita virus tersebut seperti suhu badan tinggi dan batuk-batuk.

"Dua orang masih dalam perawatan, sebab ini baru kemungkinan bahwa pasien tersebut terkena virus asal Timur Tengah itu. Umur pasien di atas 40 tahun, bahkan ada yang di atas 50 tahun berasal dari Metro," ujarnya.

Satu pasien dijelaskannya, berjenis kelamin perempuan yang berasal dari Kota Bandarlampung telah dipulangkan sebab berdasarkan pemeriksaan, dinyatakan negatif. Sebelumnya pasien ini, datang pada Jumat (25/4) dan pulang pada Jumat (16/5).

Ia mengungkapkan, untuk dua pasien lainnya masih dilakukan perawatan secara intensif oleh tim dokter. Termasuk melakukan pemeriksaan dengan pengambilan sampel darah, air liur dan rontgen paru. "Kami sedang menunggu hasil lab dari pemeriksaan kedua pasien, jika dinyatakan negatif maka akan segera dipulangkan," ucapnya.

Untuk antisipasi penambahan pasien dr Nina mengungkapkan, untuk warga yang tidak demam kemungkinan tidak dirawat di ruang isolasi, namun bagi pasien yang merasa demam akan dirawat di ruang khusus. Sebab virus ini tergolong baru dan juga membahayakan untuk pasien.

"Jika pasien tersebut tidak demam kemungkinan tidak dilakukan perawatan di ruang isolasi," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement