Ahad 18 May 2014 13:37 WIB

Poros Ketiga Hanya Jadikan Pemilu 2 Putaran

Rep: Andi Mohammad Ikhbal/ Red: Bilal Ramadhan
Peneliti senior Pusat Penelitian Politik LIPI, Siti Zuhro
Peneliti senior Pusat Penelitian Politik LIPI, Siti Zuhro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Keberadaan poros ketiga yang rencanannya Golkar dan Demokrat hanya memperpanjang proses pelaksanaan pemilu jadi 2 putaran. Sebab, potensi untuk memenangkan putaran pilpres mengusung pasangan calon ARB-Pramono Edhi diprediksi kecil.

Pengamat Politik LIPI, Siti Zuhro mengatakan, kalau yang muncul adalah ARB-Pramono maka, pasangan tersebut hanya untuk meredam dua poros yang ada yakni Jokowi dan Prabowo. Perolehan suara akan terpecah sehingga, tidak ada yang melebihi 50 persen.

"Pemilu bisa saja berlangsung dua putaran, kalau itu terjadi, poros ketiga itu trennya akan bergabung," kata Siti saat dihubungi Republika, Ahad (18/5).

Dia menambahkan, kalau berdasarkan pengalaman pemilukada, koalisi parpol yang awalnya mengusung pasangan calon sendiri, akan bergabung mendukung salah satu di antara mereka yang lolos di putaran kedua. Namun Golkar dan Demokrat diperkirakan akan berbeda koalisi.

Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggreini mengatakan, pelaksanaan pemilu dua putaran memang konsekuensi asas Demokrasi. Memang akan keluar anggaran yang lebih besar karena adanya pola pemilu seperti ini, hal terpenting, KPU harus punya antisipasi atas kondisi itu.

"Kalau saya liat, KPU memang sudah merencanakan berlangsungnya pemilu dua putaran. Baik anggaran maupun waktunya," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement