REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sejalan dengan inflasi nasional, inflasi kota Surakarta mengalami tren penurunan, di mana hingga April 2014, pencapaian inflasi Surakarta sebesar 6,55 persen, lebih rendah dibandingkan inflasi Jawa Tengah dan nasional masing-masing sebesar 7,15 persen dan 7,25 persen.
Sejalan dengan kota Surakarta, seluruh daerah lain di wilayah eks Karesidenan Surakarta juga mengalami pergerakan yang hampir serupa dengan pergerakan inflasi Surakarta, kata Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo Tigor Silalahi kepada wartawan di Solo, Sabtu.
Ia mengatakan pencapaian inflasi nasional tahun 2014 sebesar 7,25 persen yang mengalami tren penurunan dibandingkan inflasi tahun 2013 sebesar 8,32 persen.
Tren penurunan tersebut utamanya disumbang oleh ketersediaan sejumlah bahan pangan strategis seperti beras, bawang merah dan bawang putih.
Dikatakan, namun Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) eks Karesidenan Surakarta tidak berpuas diri dengan pencapaian tersebut karena masih ada beberapa tantangan ke depan dalam mencapai inflasi yang rendah seperti potensi terjadinya El Nino dengan intensitas moderat, kenaikan elpiji 12 Kg, kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) untuk industri I3 (menengah go public) dan I4 (besar) serta adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri 1435 H.
Tigor Silalahi mengatakan, untuk itu TPID terus mengupayakan dan penguatan koordinasi antar daerah dan penguatan ketahanan pangan seperti pembuatan data surplus defisit untuk komoditas kebutuhan pokok masyarakat, menjamin ketersediaan pangan selama perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Ia mengatakan dalam rapat mengenai masalah inflasi beberapa hari lalu juga telah menghasilkan rekomendasi untuk mengantisipasi tantangan ke depan yaitu perlunya penyusunan surplus defisit pangan secara triwulanan untuk memantau ketersediaan pasokan dan kebutuhan di setiap daerah meliputi sembako yaitu beras, kedelai, terigu, gula pasir, telur ayam ras, bawang merah, bawang putih, cabai, daging ayam ras, daging sapi, susu bubuk, minyak goreng, ketela pohon (ubi).
Perlunya penguatan koordinasi dan kerja sama antarlembaga terkait dalam rangka peningkatan produktivitas pertanian, revitalisasi pengairan dan pengendalian alih fungsi lahan. Menjaga ketersediaan stok pangan di masing-masing Kota Kabupaten menjelang Hari Raya Idul Fitri 1435 H.