REPUBLIKA.CO.ID, WAYKANAN -- Sejumlah petani di Kabupaten Waykanan Lampung mengaku cukup senang dengan harga kopi di daerah itu yang mencapai Rp 20 ribu hingga Rp 21 ribu per kilogram. Harga tersebut mengalami kenaikan dari nilai jual sebelumnya.
"Harga kopi asalan beberapa waktu lalu sekitar Rp 17 ribu per kilogram, sekarang ada kenaikan kisaran Rp 3.000 hingga Rp 4.000 setiap kilogramnya," kata Aswar petani dari Kampung Argomulyo Kecamatan Banjit di Waykanan, Sabtu (17/5).
Ia mengatakan bahwa hasil panen kopi di kebun tahun ini sebanding dengan tahun lalu atau stabil.
"Sama dengan tahun lalu, pohon kopi milik saya masih muda, istilahnya masih belajar berbuah, produksinya baru sekitar dua kuintal per hektare," kata dia.
Di Kecamatan Blambangan Umpu yang merupakan ibu kota Kabupaten Waykanan yang dicanangkan sebagai "Bumi Petani", harga kopi asalan relatif sama dengan di beberapa daerah itu, antara Rp 20 ribu-Rp 21 ribu per kilogram.
"Saya kira layak harga kopi mengalami kenaikan karena panennya setahun sekali. Harga tersebut cukup sesuai dengan kondisi sekarang di mana sejumlah kebutuhan pokok juga naik," ujar Makmur, petani kopi dari Kecamatan Blambangan Umpu.
Sebagian petani kopi di Waykanan mengaku tidak kesulitan menjual komoditas perkebunan itu dalam betuk asalan. Namun mereka jarang menjualnya dalam bentuk bubuk.