Jumat 16 May 2014 02:22 WIB

Sekretariat Regional Terumbu Karang Berhasil Dibentuk

Rep: Harun Husein/ Red: Julkifli Marbun
Terumbu Karang (Ilustrasi)
Terumbu Karang (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Enam negara anggota Inisiatif Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle Initiative of Coral Reefs, Fisheries, and Food Security [CTI-CFF]) berhasil membentuk Sekretariat Regional permanen. Kantor pusat lembaga tersebut akan berlokasi di Manado, Sulawesi Utara. Sehingga, Manado pun kini mendapat sebutan sebagai "ibukota segitiga terumbu karang".

Pembentukan Sekretariat Regional CTI tersebut dicapai dalam pertemuan antarmenteri enam negara anggota CTI, di Manado, Kamis (15/4). Pertemuan tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan World Coral Reef Conference (WCRC)."Pembentukan CTI ini sudah dimulai sejak lima tahun lalu, tapi baru kali ini berhasil dibuat sekretariat bersama yang permanen. Ini akan menjadi lembaga regional kedua yang berkedudukan di Indonesia, setelah ASEAN," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo, dalam konferensi pers usai pertemuan para menteri.  

Pembentukan Sekretariat Regional CTI ini diharapkan akan memperkuat upaya nyata untuk mengatasi ancaman terhadap kawasan segitiga terumbu karang, yang merupakan pusat keanekaragaman hayati laut. "Sekarang ini, pusat kekayaan keanekaragaman hayati di darat ada di Amazon, Amerika. Kekayaan flora fauna ada di Afrika. Sedangkan, kekayaan laut, ada di segitiga terumbu karang," papar Sharif.

Sekretariat Regional tersebut berhasil terbentuk setelah satu negara anggota CTI, yaitu Kepulauan Solomon, akhirnya meratifikasi agreement CTI pada menit-menit terakhir. Sehingga, total negara yang meratifikasi agreement menjadi empat negara, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Timor Leste, atau sudah mencukupi syarat 50 persen plus satu untuk membentuknya.

Enam negara anggota CTI adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Timor Leste, dan Kepulauan Solomon. Keenam negara ini, sudah menandatangani agreement CTI. Tapi, hingga kini, dua negara, yaitu Filipina dan Papua Nugini, belum meratifikasinya, karena proses di masing-masing negara berbeda-beda. Ada yang harus melewati persetujuan parlemen, dan sebagainya. "Tapi, pada prinsipnya, kedua negara ini sudah setuju," kata Sharif.

Sekretariat Regional yang direncanakan menempati kompleks seluas 1,5 hektare tersebut, kelak akan menjadi pusat kendali dan badan koordinasi utama pengimplementasian rencana aksi regional CTI-CFF. "Rencana aksi tersebut mencakup beberapa kegiatan, seperti menetapkan bentang laut untuk fokus pada upaya pengelolaan sumberdaya kelautan, membangun kawasan konservasi perairan, meningkatkan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, memperkuat adaptasi perubahan iklim di wilayah pesisir, dan menjaga spesies laut yang terancam," kata Sharif.

Dengan telah disetujuinya Sekretariat Regional tersebut, maka setiap negara kelak akan berkontribusi untuk mendanai operasional sekretariat. Para menteri sepakat bahwa kontribusi masing-masing negara dihitung secara proporsional berdasarkan GDP, jumlah penduduk, dan luas terumbu karang di negaranya masing-masing. Selain itu, akan disokong oleh negara-negara donor dalam bentuk hibah atau grant, serta pembiayaan dari NGO-NGO internasional seperti WWF.

Sekretariat Regional ini akan dipimpin oleh seorang direktur eksekutif. Secara struktural, lembaga ini berada di bawah Rapat Dewan Menteri enam negara, yang merupakan pembuat kebijakan dasarnya. Kebijakan dasar tersebut selanjutnya disusun menjadi program oleh para pejabat eselon satu dari keenam negara yang tergabung dalam senior official meeting (SOM). Sedangkan, Sekretariat Regional adalah yang menjalankan program-programnya.

Pimpinan Rapat Dewan Menteri enam negara CTI itu, kemarin diserahterimakan dari Malaysia kepada Papua Nugini. Gunther Joku, perwakilan dari Kementerian Lingkungan, Konservasi, dan Perubahan Iklim Papua Nugini, mengatakan soal pendanaan CTI akan mendapat banyak dukungan. "Kami telah mendapat support dari negara-negara donor dan partner-partner lainnnya," katanya.

Karena Sekretariat Regional tersebut baru terbentuk, pemilihan direktur eksekutifnya yang menurut rencana semula akan digelar kemarin ditunda. Untuk sementara, Sekretariat Regional tersebut akan dijalankan oleh seorang pejabat sementara, yaitu Sjarief Widjaja yang juga sekretaris jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan. "Pemilihan direktur eksekutif akan dilakukan pada pelaksanaan senior official meeting (SOM) dua tiga bulan lagi" kata Sjarief.

Sjarief mengatakan Sekretariat Regional CTI itu tak akan membatasi keanggotaannya pada enam negara anggota saat ini. Tapi, bisa memperluasnya kepada negara-negara lain yang masih berada dalam lokasi segitiga terumbu karang. "Brunei Darussalam segera bergabung, demikian juga Fiji. Negara-negara Pasifik lainnya yang bisa bergabung adalah Vanuatu, Palau, dan lain-lain. Prinsipnya mereka harus ada dalam bingkai segitiga terumbu karang," katanya.

Sjarief mengatakan, selain pembentukan Sekretariat Regional CTI di Manado, di masing-masing negara anggota CTI juga kelak mereka akan membentuk Sekretariat Nasional CTI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement