Kamis 15 May 2014 20:54 WIB

Pedagang Dilarang Menjual Daging Impor

Rep: C79/ Red: Djibril Muhammad
Pedagang memotong daging sapi lokal dagangannya di Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (18/7). Penolakan pedagang terhadap daging impor milik Bulog terjadi di sejumlah pasar di Jakarta. Selain stok masih ada, pedagang beralasan kualitas daging impor milik Bulog k
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Pedagang memotong daging sapi lokal dagangannya di Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (18/7). Penolakan pedagang terhadap daging impor milik Bulog terjadi di sejumlah pasar di Jakarta. Selain stok masih ada, pedagang beralasan kualitas daging impor milik Bulog k

REPUBLIKA.CO.ID, KOJA -- Sejumlah pedagang daging di pasar-pasar tradisional Jakarta Utara masih menjual daging impor. Suku Dinas (Sudin) Perikanan, Peternakan, dan Kelautan (P2K) Jakarta Utara memberikan ultimatum terkait hal itu.

Menurut Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian, Suku Dinas (Sudin) Perikanan, Peternakan, dan Kelautan (P2K) Jakarta Utara, Muhammad Mikron, pihaknya mengancam akan melakukan pemanggilan dan penyitaan bagi pedagang daging yang masih nekat menjual daging impor.

Mikron mengatakan, larangan menjual daging impor dilakukan agar tidak mengancam harga daging lokal di pasaran. "Daging impor hanya diperbolehkan dijual ke hotel, restoran, dan rumah makan," ujarnya.

Menurut Mikron saat melakukan kunjungan, jika masih membandel menjual daging impor, pihaknya tidak segan-segan melakukan penyitaan. Tindakan tegas ini dilakukan, terang Mikron, untuk melindungi para peternak lokal.

Berdasarkan pantaun Republika, Kamis (15/5) di Pasar Rawa Badak, Koja, Jakarta Utara. Masih ada pedagang daging impor yang tetap menggelar dagangannya di pasar tersebut

Nana, salah satu pedagang daging impor mengatakan, ia menjual daging impor karena harganya yang lebih murah dibandingkan daging lokal. Sehingga, menurut dia, lebih mudah untuk terjual. "Perbedaan harganya bisa mencapai Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu," ujarnya.

Namun, selain penjual daging impor, Republika juga menjumpai seorang pedagang yang menjual daging lokal. Suhendar, pedagang daging menjelaskan, sudah sejak lama ia menjual daging lokal. Menurutnya kualitas daging lokal lebih terjamin dibandingkan daging impor.

"Kalau daging lokal itu masih seger dr pemotongan, sedangkan daging impor sudah didinginkan di dalam freezer, jelas beda kesegarannya," tuturnya.

Untuk membedakan daging lokal dan impor, lanjut Suhendar, juga bisa di lihat dari penampilan fisiknya. Daging lokal, menurutnya, memiliki warna daging yang lebih cerah dibandingkan dengan daging yang sudah di bekukan.

"Dari segi rasa juga berbeda, konsumen saya lebih menyukai daging lokal," katanya menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement