REPUBLIKA.CO.ID, WONOGIRI -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri berhasil menekan Angka Kematian Ibu Hamil (AKIH). Dari daerah ini, AKIH menduduki peringkat cukup aman, yakni pada level lima dan enam pada tingkat Propinsi Jateng.
Data yang dirilis Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri, mencatat dari awal Januari hingga Mei 2014 ini, hanya satu kasus kematian ibu hamil saja. Bila dibanding dengan 2012 lalu, tercatat 12 kasus kematian ibu hamil, dan 2013 tercatat 13 kasus.
Menurut Kepala Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi (Kabid KKG) DKK Wonogiri, Budi Azahari, Rabu (14/5), kematian yang terjadi pada ibu hamil rata-rata disebabkan oleh faktor pendarahan. Dan, paling sering terjadi pada saat persalinan dan nifas.
Masih menurut Budi, faktor kematian ibu karena pedarahan terbagi menjadi beberapa faktor. Diantaranya pada saat kehamilan, persalinan dan nifas. Bisa saja terjadi pada saat persalinan.
Saat itu, terjadi pendarahan. Dan, juga dipengaruhi oleh berbagai faktor. Seperti, karena segi anemia atau mungkin plasenta keluar terlalu lama, plasenta menempel menempel erat. Hal itu semua harus segera diberikan penanganan khusus.
DKK Wonogiri sudah memantau dan langsung dapat mengetahui walaupun di daerah terpencil sekalipun. Soalnya, DKK sudah membuka /gat way khusus persoalan yang menangani kasus ibu hamil.
Semua bidan pasti sudah tahu /gat way/ itu. Dengan layanan SMS atau pesan singkat, baik kasus kematian ibu hamil ataupun ibu hamil, yang perlu dirujuk ke rumah sakit. Bidan begitu memperoleh informasi darurat demikian, akan segera bertindak terjun ke lokasi.
DKK juga mengharapkan khusus bagi keluarga ibu hamil, agar selalu memeriksakan usia kandungan mulai saat masa kehamilan secara teratur. Kegiatan kontrol secara rutin saat usia kehamilan itu sangat perlu.
Jadi, apabila ada gangguan pada kandungan ibu hamil, dokter atau bidan bisa segara memberikan analisis untuk rujukan ke rumah sakit.