REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kendati angka kemiskinan di Bali relatif rendah mencapai 1,37 persen dari jumlah penduduk Bali. Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengiginkan angka itu dapat ditekan lagi. Dia meminta jajarannya mempecepat pengentasan kemiskinan, antara lain dengan lebih fokus dan memberikan waktu yang lebih banyak.
"Saya berharap para pejabat yang menangani program pemberantasan kemiskinan bekerja di luar hari kerja. Jadi hari Sabtu dan Ahad gunakan sebagai pengabdian ini, sehingga tidak mengganggu tugas sehari-hari," kata Pastika.
Biro Humas Pemprov Bali, dalam siaran persnya yang disampaikan, Kamis (15/5) mengatakan, imbauan Pastika disampaikan dalam pengarahan yang disampaikan Pastika kepada pejabat dan Tim Evaluasi Pengentasan Kemiskinan Terpadu Program Bali Mandara. Tim itu terdiri dari pejabat eselon III dan IV yang ditugaskan melakukan evaluasi dan mencarikan solusi bagi kemiskinan di Bali.
Menurut Gubernur, Tim ini akan mengevaluasi program penanggulangan kemiskinan di 177 Desa penerima Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (GERBANGSADU) Mandara. Dari hasil evaluasi ini akan diketahui, apa permasalahan dilapangan, kemudian akan dikaji oleh Unit Percepatan Pengentasan Kemiskinan Provinsi Bali.
Kepala BPMPD Provinsi Bali Ir. Ketut Lihadnyana menyampaikan, Tim Evaluasi Pengentasan Kemiskinan Terpadu terdiri dari Pejabat Eselon III dan eselon IV. Pejabat eselon III koordinator dan pejabat eselon IV menjadi anggota tim berjumlah 5 orang untuk masing-masing desa. "Tim akan bekerja selama 2 bulan kedepan dan bertugas melaksanakan evaluasi, membuat laporan dan melaporkan hasil evaluasi kepada masing-masing SKPD," katanya.
Berdasar laporan itu kata Lihadnyana, masing-masing kepala SKPD merumuskan dan memberikan rekomendasi dari hasil pelaksanaan evaluasi serta lanjut melaporkan kepada kepada Gubernur Bali.