Kamis 15 May 2014 17:09 WIB

Golkar Usung JK Untuk PDIP?

Rep: Andi Mohammad Ikhbal/ Red: Bilal Ramadhan
 Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla usai bersaksi dalam persidangan kasus Bank Century dengan terdakwa Budi Mulya di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (8/5). (Republika/Agung Supriyanto)
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla usai bersaksi dalam persidangan kasus Bank Century dengan terdakwa Budi Mulya di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (8/5). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pertemuan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (ARB) dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri menghasilkan kemungkinan positif untuk berkoalisi. Namun, keduanya belum membicarakan soal capres-cawapres.

Hal itu diungkapkan ARB usai bertemu Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta, Kamis (15/5). Ia belum bisa memutuskan koalisi karena semua harus melewati mekanisme parpol yakni forum Rapimnas Golkar yang berlangsung Ahad (18/5) mendatang.

Sedangkan, Dewan Pertimbangan Partai Golkar mengajukan 3 nama cawapres di antaranya mantan ketum Jusuf Kalla, Akbar Tanjung dan Luhut Panjaitan. Ditambah usulan ormas dan sayap partai terhadap Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, dan Ginanjar Kartasasmita.

Dalam simulasi penelitian Founding Fathers House (FFH) keterpilihan Jokowi - Jusuf Kalla mencapai angka 40,73 persen, kemudian Jokowi-Mahfud MD 40,55 persen. Artinya, mantan wakil Presiden RI tersebut memiliki peluang lebih besar ketimbang kompetitornya.

Saat ditanya adanya kemungkinan ketua KPK, Abraham Samad menjadi calon muda alternatif, Sekjen PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo membatahnya. Dia mengtatakan, tidak ada dikotonomi usia yang menjadi pertimbangannya.

"Prinisipnya kami ingin membangun sistem pemerintahan yang solid dan kuat, bukan soal usia," kata Tjahjo usai berlangsungnya pertemuan antarketum ARB dan Megawati di Jakarta, Kamis (15/5).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement