REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Kwartir Nasional Pramuka mengapresiasi perguruan tinggi agama Islam (PTAI) yang aktif dalam gerakan pramuka meski belum dibebankan kewajiban untuk itu. Banyak PTAI yang sudah memiliki gugus depan pramuka.
Ketua Kwarnas Pramuka, Adhyaksa Dault, mengatakan pendidika Islam yang dilengkapi Kepramukaan yang dilandasi pendidikan Islam, merupakan sinergi luar biasa dalam membentuk karakter anak bangsa.
Gerakan pramuka merupakan pendidikan yang mengisi ruang kosong antara rumah dengan perguruan tinggi atau sekolah. Tak bisa dielakkan, masalah kaum muda kerap terjadi di luar rumah dan sekolah. Karena itu, pramuka harus menjadi pendidikan pengisi antara sekolah dan rumah.
''Yakin dan percaya, jika pramuka bisa mengisi itu, generasi Indonesia akan lebih baik,'' kata mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu dalam pembukaan Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) XII Perguruan Tinggi Agama Islam di Provinsi Bengkulu, Rabu (14/5).
Undang-undang nomor 12/2010 tentang gerakan pramuka yang awalnya berupa kepres, menjadi bukti pandangan masyarakat akan pentingnya pramuka bagi Indonesia. Permendikbud nomon 81a/2013 tentang implementasi kurikulum 2013 juga menjadikan pramuka sebagai ekstra kurikuler wajib di SD, SMP, SMA, dan SMK.