Kamis 15 May 2014 07:22 WIB

Lima Warga Meninggal Akibat Kencing Tikus

Rep: edy setiyoko/ Red: Muhammad Hafil
Tikus membawa penyakit leptospirosis
Tikus membawa penyakit leptospirosis

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Bahaya penyakit kencing tikus atau Leptospirosis mengintai dua kecamatan di Kabupaten Boyolali. Enam warga Boyolali, lima diantaranya dilaporkan meninggal dunia di rumah sakit setelah terkena penyakit ini. Kasus ini dilaporkan ke Dinkes Boyolali dua minggu terakhir. Rata-rata korban meninggal satu mingguan setelah menunjukkan gejala sakit.

Enam warga yang terserang penyakit ini, Sumarno (59), warga Desa Jeron, Siti Muzayanah (42), warga Desa Potronayan, Teguh (50), warga Desa Bendo dan Warso Jiman (85), warga desa Sembungan,Kecamatan Nogosari. Dua korban lainnya, Sakirah (74), warga Desa Sindon dan Harso Dikromo (73) warga Desa Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak. Dari keenam warga yang terserang penyakit Leptospirosis ini, satu orang di antaranya selamat yakni korban Teguh.

Yulianto Prabowo, Kepala Dinkes Boyolali didampingi Kabid P3PL Achmad Muzayin menyatakan, dari hasil penyelidikan, lima korban tertular penyakit ini saat bekerja di sawah. Sedangkan satu orang lainnya terkena penyakit di rumah. Penyebab penyakit ini adalah bakteri Leptospira yang dibawa tikus dan menular melalui air kencing tikus. Selain tikus, bakteri ini juga dapat diidap binatang menyusui (mamalia) lainnya, seperti sapi, kambing, kucing, maupun babi.

“Penularanya terjadi setelah ada kontak dengan air kencing mamalia yang mengidap penyakit tersebut,” tandas Yulianto ditemui di kantornya, Selasa (15/4).

Sedangkan ciri-ciri penderita penyakit ini pada gejala ringan di antaranya yakni demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, mual muntah, mata merah. Jika tidak segera diobati dapat menyebabkan gejala lanjutan seperti sakit kuning, gagal ginjal, hingga pendarahan pada kulit.

“Jika gejala masih ringan bisa diobati dengan obat dari apotek, tetapi jika sudah berat bisa menyebabkan korban meninggal karena organ dalamnya terkena,” jelas dia.

Untuk mencegah penyakit ini agar tidak semakin meluas, Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali bekerjasama dengan Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Banjarnegara, melakukan pengobatan dan pemeriksaan populasi tikus di wilayah terdampak.

“Biasakan tetap hidup bersih, selalu mandi dan mencuci tangan dengan sabun,” imbau Yulianto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement