Rabu 14 May 2014 03:30 WIB

Pemadaman Listrik Akan Berlangsung Hingga Bulan Puasa

Suasana gelap gulita akibat pemadaman listrik bergilir di Jalan Otto Iskandardinata, Jakarta Timur, Senin (1/4/).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Suasana gelap gulita akibat pemadaman listrik bergilir di Jalan Otto Iskandardinata, Jakarta Timur, Senin (1/4/).

REPUBLIKA.CO.ID, RENGAT -- Pemadaman listrik bergilir di Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau masih akan berlangsung hingga bulan puasa. Hal itu disebabkan PLN Area Rengat masih mengalami defisit daya hingga 6,4 MW akibat rusaknya sejumlah mesin dan besarnya kebutuhan pelanggan.

"Saat ini kebutuhan daya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di daerah sudah mencapai 36 MW," kata Asisten Manajer Pembangkit PLN Area Rengat, Arif Supriadi di Rengat, Selasa.

Ia mengatakan, kebutuhan daya tersebut dihasilkan dari tiga pembangkit yakni Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Tanah Merah 20 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Kota Lama 9,6 MW dan PLTD Pangkalan Kasai 4 MW. 

Sehingga daya yang mampu dihasilkan dari tiga pembangkit tersebut hanya 33,4 MW, masih jauh kurang dibandingkan kebutuhan pelanggan arus listrik hingga saat ini. Karena itu terpaksa pihak PLN melakukan pemadaman bergilir.

"Walaupun tiga pembangkit tersebut dapat beroperasi dengan normal tanpa ada kerusakanbelum dapat memenuhi kebutuhan arus," sebutnya.

Dijelaskannya, satu unit mesin pada PLTMG Tanah Merah sedang mengalami kerusakan pada Vacum Circuit Breaket (VCB) sehingga PLN Area Rengat kembali kehilangan daya 3 MW dan satu unit mesin sewa dari PT Tiga Bintang di PLTD Kota Lama juga mengalami gangguan sehingga PLN Area Rengat kehilangan daya 1 MW.

"Tujuh unit mesin pada PLTMG Tanah Merah sudah beroperasi seluruh sejak beberapa hari lalu, namun pada Sabtu (10/5) siang, terjadi gangguan pada VCB dan tidak dapat beroperasi," terangnya.

Untuk mengatasi defisit daya yang berdampak pada pemadaman listrik bergilir tersebut, PLN Area Rengat akan menambah tiga unit mesin sewa dengan kapasitas 3 MW. Saat ini mesin itu dalam proses pengiriman dan diperkirakan paling lambat dalam waktu dua bulan kedepan sudah bisa dioperasikan.

Menyikapi tanggapan pihak PLN tersebut, salah satu warga Indragiri Hulu Suhendri (30) mengatakan, sebaiknya pihak PLN mencari solusi lain misalnya tidak menerima pelanggan baru untuk sementara dan menjalin kerja sama ke provinsi lain sehingga pelanggan tetap nyaman.

"Kami berharap PLN berbuat optimal, tidak hanya berjanji," sebutnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement