REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Untuk menangani pasien yang terkena Mers, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat, menyiapkan tujuh Rumah Sakit (RS) yang ada di Jawa Barat. RS tersebut, akan siaga menangani pasien dengan gejala Mers terutama mereka yang baru kembali dari negara-negara wilayah Arab.
"Sebetulnya ada 7 RS yang disiapkan. Seperti RSHS, Gunung Jati, RS Subang, yang lainnya saya lupa. Pokoknya yang pernah disiapkan untuk flu burung dan Sars dulu,'' ujar Kepala Dinas Kesehatan Jabar Alma Lucyati kepada wartawan, Senin petang (12/5).
Alma mengatakan, semua RS tersebut standarnya sama. Tapi, RSHS memang menjadi rujukan utama. Selain berkoordinasi dengan seluruh Dinkes Kabupaten Kota di Jabar, pihaknya pun berkoordinasi dengan biro-biro perjalanan haji dan umroh untuk menekan penyebaran virus mers di Jabar. ''Sudah ada 11 yang suspect, Insya Allah semuanya negatif," katanya
Menurut Alma, Dinkes Jabar sudah mengeluarkan edaran kepada biro-biro perjalanan haji dan umroh untuk melakukan upaya pencegahan. Yakni, mulai dari memberikan wawasan, sosialisasi, pelatihan, upaya preventif, hingga membantu dan memantau jamaah yang baru pulang umrah.
"Setelah jemaah pulang, dua pekan dipantau. Karena masa inkubasinya 2 hari sampai 2 pekan. Kan biro-biro ini lah yang memiliki data lengkap jemaah," katanya.
Namun, Alma berharap, masyarakat melakukan upaya aktif untuk memeriksakan diri jika merasakan gejala-gejala seperti demam serta batuk dan kebetulan baru pulang dari Arab. Dengan upaya aktif ini, setidaknya bisa mengurangi penularan kepada orang-orang terdekat seperti anak, istri, suami, dan yang kerabat dekat lainnya.
"Kalau sudah lewat dua pekan dari kepulangan, berarti aman,'' katanya.
Upaya tersebut, kata dia, merupakan salah satu cara untuk melakukan deteksi dini. Dinkes Jabar, akan sangat senang dan bersukur kalau masyarakat bisa kooperatif. ''Pulang dari daerah Arab, Qatar, Oman dan sekitarnya, lalu datang ke kami," katanya.