Ahad 11 May 2014 10:54 WIB

Telkom dan Unpad Dirikan Pusat Pengkajian Inkubasi

Rep: Ari Lukihardiyanti/ Red: Muhammad Hafil
CEO PT Telkom Arief Yahya, menjelaskan pengembangan Inkubasi dan Klinik Bisnis pada Seminar Nasional
Foto: Republika/Edi Yusuf
CEO PT Telkom Arief Yahya, menjelaskan pengembangan Inkubasi dan Klinik Bisnis pada Seminar Nasional "Build Indonesia Global Competitiveness through Digital Creative Industry Development With Triple Helix Cocept" di Graha Sanusi Kampus Unpad, Jl Dipatiukur

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Telkom bersama Unpad mendirikan Pusat Pengkajian Inkubasi Bisnis (PPIB). Tempat ini dibuat, untuk mendukung pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK).

Menurut CEO PT Telkom Grup Tbk, Arief Yahya, PT Telkom terus mendorong pelaku UKM, salah satunya dengan mendirikan PPIB. Tempat ini, akan berisi pengkajian, pelatihan, pembinaan, pendampingan usaha dan advokasi.

"Selain dengan Unpad, kami juga sudah kerja sama dengan ITB mendirikan Telkom UKM Center," ujar Arief kepada wartawan, akhir pekan lalu.

Selain pusat pengkajian, kata Arief, PT Telkom juga akan membangun pusat inkubasi bisnis di Jalan Banda, Kota Bandung. Tempat ini, akan diresmikan pada September tahun ini bertepatan dengan HUT Unpad.

Pusat inkubasi bisnis tersebut, kata dia, akan menjadi tempat implementasi hasil pengkajian dari studi dari dosen maupun para ahli di PPIB. Setiap pelaku UKM akan mendapat satu tempat khusus dan mendapat pembinaan secara intensif.

Telkom juga, kata dia, berupaya mendukung pelaku UKM dari sisi pembiayaan terutama saat menjalankan proses inkubasi. Untuk pelaku yang tahap awal akan mendapatkan fasilitas gratis di antaranya komputer dan gratis biaya jaringan internet.

Jika pelaku sudah mulai masuk tahap e-commerce, menurut Arief, maka Telkom akan memberikan pendanaan sebesar Rp250 juta untuk setiap perusahaan. Perusahaan tahap pembenihan ini, biasanya berisi 2-3 orang.

"Jika sudah masuk akselerasi maka pendanaan yang diberikan mulai dari Rp500 juta hingga Rp5 miliar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement