REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Juru Pelihara Situs Gunung Padang Nanang menyatakan kekhawatirannya terhadap potensi kerusakaan pada situs megalitikum terbesar di Indonesia itu bila tidak ada upaya untuk memanajemen kedatangan wisatawan yang semakin hari kian bertambah.
"Pengunjung semakin membludak bahkan pernah dalam sehari mencapai 550 orang naik ke situs ini," kata Nanang di Cianjur, Sabtu (10/5).
Pegawai Balai Cagar Budaya Serang itu mengatakan kedatangan wisatawan terbanyak tercatat pernah terjadi pada Juli 2012 yakni mencapai lebih dari 16.800 dalam sebulan.
Ketika itu situs Gunung Padang sedang menjadi bahan perbincangan mengingat Tim Riset Mandiri yang diprakarsai Staf Khusus Presiden melakukan proses penelitian. "Saya khawatir juga, kalau hal ini terus dibiarkan banyak kerusakan yang akan terjadi," katanya.
Nanang yang sudah puluhan tahun menjaga dan memelihara situs bersama tujuh orang Juru Pelihara lainnya mengusulkan pengembangan zona penyangga dan zona pengembang di luar zona inti situs megalitik tersebut. "Di zona pengembang harus dibuat tempat atau taman atraksi, jadi pengunjung tidak terkonsentrasi ke atas," katanya.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) I Gde Pitana pada kesempatan yang sama mengatakan situs Gunung Padang idealnya dikembangkan sebagai destinasi berbasis wisata minat khusus.
"Gunung Padang idealnya dikembangkan sebagai destinasi wisata minat khusus dikombinasikan dengan ekowisata dan wisata budaya," katanya.
Potensi untuk itu, kata dia, ada mengingat budaya masyarakat sekitar sangat mendukung ditunjang dengan keindahan alam gunung, lembah, dan bukit yang mengelilingi Gunung Padang.
Konsep "mass tourism" cenderung tidak sesuai untuk Gunung Padang demi mempertimbangkan kelestarian situs yang pernah diteliti ilmuwan Belanda N.J. Krom pada 1979 itu.
Ia mendorong pemerintah daerah setempat untuk lebih fokus mengembangkan situs tersebut melalui penataan rencana tata ruang dan wilayah hingga retribusi yang seimbang dengan layanan yang diberikan.