Sabtu 10 May 2014 17:18 WIB

Cegah Kekerasan Anak, Orang Tua Harus Beri Sugesti Positif

Rep: C63/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sebuah keluarga di Arab Saudi (ilustrasi)
Foto: [ist]
Sebuah keluarga di Arab Saudi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kasus kekerasan yang terjadi dalam kasus Renggo dinilai tak hanya disebabkan oleh lalainya pengawasan dari pihak sekolah. Pendidikan anak turut juga menyertakan peran orang tua sebagai orang terdekat anak.

Menurut Psikolog Universitas Indoenesia Dilia Tri Rahayu, orang terdekat seperti orang tua memerankan peranan yang penting bagi perkembangan seorang anak. Dilia menambahkan peran tersebut bisa dilakukan dengan memberikan sugesti positif kepada sang anak. Usia kanak-kanak yang masih mudah dibentuk seharusnya diisi dengan sesuatu yang positif dari kedua orang tuanya. 

Namun, pemberian sugesti positif tersebut menurut Dilia harus dilakukan pada saat yang tepat kepada si anak secara berulang-ulang. Karena dalam psikologis manusia ada keadaan saat manusia mengalami gelombang alfa atau beta. Saat seseorang berada dalam kondisi tenang, maka gelombang yang bekerja pada orang tersebut adalah gelombang alfa, begitu pun sebaliknya.

“Saat tenang itulah, orang tua harusnya menanamkan nilai-nilai yang baik, jangan ketika sang anak sedang kesal,” ujar Dilia saat dihubungi RoL, Sabtu (10/5).

Dilia berpendapat bahwa dengan pemberian sugesti positif setiap harinya, anak tersebut akan melakukan seperti yang diucapkan orang tuanya tersebut. Alam bawah sadar anak itu akan terbentuk secara alami tanpa harus diperintahkan orang tuanya.

“Secara konsisten itu akan berpengaruh kepada kejiwaan anak, itu bentuk hipnosis dasar yang bisa dilakukan semua ibu,"ujarnya.

Dilia yang juga dosen Universitas Bhayangkara ini tidak menampik perlunya peran guru dalam beberapa kasus yang menimpa anak di Sekolah. Menurutnya guru sebaiknya memerankan dirinya sebagai orang tua anak di sekolah selain sebagai penyampai materi di kelas. 

Dia menjelaskan, berbagai permasalahan anak biasanya justru banyak terjadi di sekolah daripada di rumah. Selain bertugas merangsang anak untuk komunikatif guru sebaiknya juga harus merespon aktif muridnya. 

“Guru itu ya harus peduli, karena apa yang terjadi di sekolah sudah semestinya tanggung jawab guru,” ujar wanita berusia 37 tahun itu.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement