REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia hanya tinggal menunggu waktu dalam mengelola bandara milik Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Perhubungan.
"Belum tahu mulainya kapan, masih dalam proses," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar saat acara launching video "Discovery Our Journey to Excellence", Jumat (9/5). Namun secara kesiapan, Garuda Indonesia sudah berkomitmen akan menjadi investor.
Emirsyah mengatakan, saat ini yang tertarik sebagai investor bandara UPT hanya Garuda Indonesia saja. Melalui Garuds Maintanance Facilities (GMF) nantinya yang akan bergerak mengelola bandara tersebut. Pihak Kementerian Perhubungan sedang memprosesnya. Garuda hanya tinggal menunggu keputusannya saja.
Pada Maret lalu, Kementerian Perhubungan RI melelang 10 bandara UPT untuk dikelola investor. Bandara kecil tersebut antara lain Bandara Sentani (Jayapura), Bandara Mutiara (Palu), Bandara Juwata (Tarakan), Bandara Matahora (Wakatobi), Bandara Sultan Babullah (Ternate), Bandara Tjilik Riwut (Palangkaraya), Bandara Komodo (Labuan Bajo), Bandara Hanandjoedin (Tanjung Pandan), Bandara Fatmawati (Bengkulu), Bandara Radin Inten II (Lampung).
Sementara itu terkait rute Merpati Airlines, pihak Garuda belum memutuskan akan mengambil slot. Sebab banyak rute Merpati yang tidak cocok dengan Garuda. Badan pesawat yang besar menjadi salah satu kendala untuk masuk. Tetapi apabila mendapatkan yang cocok, Garuda siap mengambil alih. Hingga saat ini belum ada rute yang diambil.