Kamis 08 May 2014 22:49 WIB

Pendidikan Seks Solusi Cegah Pelecehan, Tapi..

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Agung Sasongko
Pendidikan seks (ilustrasi)
Foto: gunjhieland2.blogspot.com
Pendidikan seks (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pakar Kebijakan Publik UGM Agus Heruanto Hadna menilai cara efektif mencegah kekerasan dan pelecehan terhadap anakan adalah memberikan pendidikan seks bagi anak. Anak-anak perlu diajarkan bagaimana cara menghargai tubuhnya sendiri maupun respek terhadap orang lain.

Namun hal ini tampaknya masih sulit dilakukan. Apalagi, kata dia,  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan  Muhammad Nuh, menilai pendidikan seks masihlah tabu di Indonesia dan  lebih baik memprioritaskan pendidikan budi pekerti dan pendidikan agama di dalam kurikulum pengajaran.

"Padahal pendidikan seks bagi anak dan pendidikan budi pekerti kan, dua hal yang berbeda. Memang ada kelompok-kelompok tertentu yang belum bisa memahami, bahkan cenderung resisten terhadap ini. Pendidikan seks diartikan dalam makna porno, tabu, konotasinya selalu negatif," paparnya.

Namun pemerintah idealnya tidak bisa begitu saja memutuskan bahwa pendidikan seks bagi anak tidak dibutuhkan. Persoalannya adalah bagaimana metode pendidikan seks yang tepat, yang sesuai dengan setiap perkembangan umur anak, serta dinilai tidak melanggar norma-norma masyarakat maupun agama. 

Karena itu tugas pemerintah dalam hal ini kan, harus mencari model atau metode yang cocok. Ada banyak lembaga, yayasan yang fokus terhadap anak dan perempuan, lalu tokoh agama serta tokoh masyarakat yang bisa diajak untuk duduk bersama mendiskusikan hal itu, saran Hadna.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement