Kamis 08 May 2014 20:35 WIB

Kejakgung Cecar Dua Tersangka Korupsi Bus

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Karta Raharja Ucu
Bus TransJakarta antri untuk mengangkut penumpang di Halte Harmoni, Jakarta Pusat, Kamis (27/3).
Foto: Raisan Al Farisi
Bus TransJakarta antri untuk mengangkut penumpang di Halte Harmoni, Jakarta Pusat, Kamis (27/3).

REPUBLIKA.CO.ID, KEBAYORAN BARU - Kejaksaan Agung kembali memeriksa DA dan ST, dua tersangka kasus korupsi pengadaan bus Transjakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) di Dinas Perhubungan DKI tahun anggaran 2013. Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejakgung Setia Untung Arimuladi mengatakan, dua tersangka datang, Rabu (7/5), sekitar pukul 09.30 WIB.

DA dan ST datang didampingi pengacaranya ke Gedung Bundar. Korupsi pengadaan bus itu merugikan negara sekitar Rp 1,5 triliun. Untung mengatakan, ST diperiksa terkait dengan kronologi, mekanisme tugas, serta kewenangannya sebagai ketua tim Panitia Pengadaan Barang dan Jasa kegiatan Pengadaan Armada Bus Transjakarta dan Pengadaan Bus untuk Peremajaan Angkutan Umum Reguler.

Dikatakan Untung, mekanisme tersebut terdiri atas penyusunan rencana pemilihan penyedia barang dan jasa, menetapkan dokumen pengadaan, mengumumkan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, menilai kualifikasi penyedia barang dan jasa, evaluasi administrasi, dan teknis. "Dan, harga terhadap rekanan yang melakukan penawaran hingga pengusulan calon pemenang," kata Setia Untung, Rabu (7/5).

Sedangkan, DA diperiksa terkait tugas dan kewenangannya dalam menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. "Baik spesifikasi teknis barang dan jasa, HPS, menandatangani kontrak dengan rekanan pemenang, pengawasan, dan mengendalikan pelaksanaan dari kesepakatan kontrak, hingga persetujuan untuk dilakukan pembayaran terhadap rekanan pelaksana pengadaan armada bus Transjakarta dan pengadaan bus untuk peremajaan angkutan umum reguler," tutur Untung.

DA dan ST merupakan pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Perhubungan DKI Jakarta. DA adalah pejabat pembuat komitmen pengadaan bus peremajaan angkutan umum reguler dan kegiatan pengadaan armada bus Transjakarta. Sementara, ST menjabat ketua Panitia Pengadaan Barang/Jasa Bidang Pekerjaan Konstruksi 1 Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

DA dan ST ditetapkan sebagai tersangka pada 6 Mei 2014. Keduanya disangkakan terlibat korupsi pengadaan armada bus Transjakarta senilai Rp 1 triliun dan pengadaan bus untuk peremajaan angkutan umum reguler senilai Rp 500 miliar oleh Dishub DKI tahun anggaran 2013.

Transjakarta rasa Eropa

Pascamencuatnya kasus rusaknya belasan bus Transjakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) asal Cina, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal menggunakan bus dari perusahaan ternama asal Eropa. Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, rencananya penggunaan bus asal Benua Biru dilakukan tahun depan.

Wagub yang akrab disapa Ahok ini menuturkan, sebagai kota besar, Jakarta sebaiknya menggunakan bus dengan merek ternama dan berkualitas. Tujuannya, kata Ahok, agar tidak mudah rusak dan mudah perawatannya.

Dijelaskan Ahok, meski Pemprov DKI menggunakan sistem tender dalam menentukan perusahaan penyuplai bus Transjakarta, bukan berarti tidak memperhitungkan antara harga dan biaya dengan masa pakai barang yang dibeli. “Jadi, prinsip tender itu bukan selalu yang murah yang menang. Ada hitungan harga dan biaya dengan masa pakai,” ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu (7/5).

Mantan bupati Belitung Timur itu mengungkapkan penggunaan bus asal Eropa agar bisa bertahan 20-30 tahun. Tahun ini, bus Transjakarta bakal dikirim perusahaan asal Swedia, Scania. Sedangkan, tahun depan, giliran perusahaan asal Jerman, Mercedes Benz, yang menjadi penyuplai bus.

Pada Kamis (8/5), rencananya Scania bakal menggelar demo produknya di hadapan Pemprov DKI. Ahok menilai, kualitas bus buatan Scania sudah teruji. “Kalau bus Scania di Singapura, walaupun sudah 20 tahun dipakai, lalu dijual ke Afrika masih dipakai lagi di Afrika. Berarti masa pakainya bisa 30 tahun,” ujar Ahok.

Fakta itu, menurut Ahok, sudah cukup menjadi alasan mengapa Transjakarta harus menggunakan bus Scania. “Saya tanya, kamu mau nggak beli mobil yang tiga sampai empat tahun (masa pakai), mereknya tidak jelas dan tidak pernah kita dengar? Dibandingkan dengan merek yang telah teruji yang harganya tidak sampai dua kali lipat (dari merek yang tidak jelas)? Kecuali kita tidak punya duit ya,” ucap Ahok.

Mantan anggota DPR RI itu menyatakan, tahun ini Pemprov DKI bakal berkonsentrasi membenahi seluruh jalur busway. “Lagi pula, mereka (Scania) kasih lihat dululah (produknya),” ujar politikus Partai Gerindra itu.

Ini adalah kali pertama Scania menjadi pemasok bus ke Jakarta lantaran sebelumnya selalu kalah tender. Sayangnya, Ahok belum bisa memastikan bakal memberi berapa unit mobil buatan Scania. “Sebanyak mungkin kita mau beli. Dan, kita minta, karoseri harus lokal,” tutur Ahok. n c63 ed: karta raharja ucu

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement