Kamis 08 May 2014 18:18 WIB

187 Orang Ikuti Seleksi Pendamping PKH

Rep: Eko Widiyanto/Budi Raharjo/ Red: Julkifli Marbun
Seorang warga menunjukan kartu dan uang usai mengantre pembagian dana program keluarga harapan (PKH) di halaman kantor Pos Indramayu, Jawa barat, Senin (19/3). Pada tahun 2012, Kementerian Sosial menaikkan dana Program Keluarga harapan menjadi Rp2 triliun
Foto: Antara
Seorang warga menunjukan kartu dan uang usai mengantre pembagian dana program keluarga harapan (PKH) di halaman kantor Pos Indramayu, Jawa barat, Senin (19/3). Pada tahun 2012, Kementerian Sosial menaikkan dana Program Keluarga harapan menjadi Rp2 triliun

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Sebanyak 187 orang mengikuti seleksi tenaga pendamping dan operator Program Keluarga Harapan (PKH). PKH adalah program dari Kementrian Sosial yang bertujuan untuk memutus rantai kemiskinan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui aspek pendidikan dan kesehatan.

Kepala Dinsosnakertrans, Ngudiarto, mengatakan pada tahun 2014 kabupaten Purbalingga mendapatkan alokasi PKH dari pemerintah pusat sejumlah 29,209 RTSM di 18 Kecamatan. Untuk melaksanakan program itu, dibutuhkan 4 operator dan 97 pendamping. "Fungsi pendamping adalah untuk mendampingi RTSM yang termasuk dalam sasaran PKH, sedangkan operator dibutuhkan sebagai unit pelaksana PKH di kabupaten," katanya, Kamis (8/6).

Ngudiarti menjelaskan seleksi ini dilaksanakan 2 hari yang terbagi dalam 2 gelombang, yaitu Kamis (8/5) dan Jumat (9/6). Peserta seleksi diikuti oleh 187 orang, yang terdiri calon operator sebanyak 20 orang dan tenaga pendamping 167 orang.

Bupati Purbalingga, Sukento Rido Marhaendrianto berpesan kepada peserta seleksi, jika nanti lolos untuk mengedepankan pengabdian dan hati nurani dalam menolong keluarga sangat miskin (KSM). "Para pendamping ini nantinya akan menjadi konselor sekaligus guru bagi KSM untuk bangkit dari kemiskinan dan tidak menularkan kemiskinan bagi anak dan cucu mereka," kata Sukento

Selain memiliki kemampuan intelektual, para pendamping diharapkan dapat menjalin kerja sama tim dalam menunjang keberhasilan PKH di Purbalingga. Latar pendidikan yang berbeda bukan menjadi penghalang di dalam mengambil keputusan, namun menjadi pelengkap di dalam menyelesaikan permasalahan di lapangan.

"Saya berharap kepada peserta yang lolos nanti adalah insan yang mau berkorban, mau berjuang dan selalu bersemangat untuk berbuat lebih baik di tengah-tengah orang miskin. Bukan insan yang selalu memperhitungkan pekerjaan dengan uang semata," kata Bupati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement