Kamis 08 May 2014 18:40 WIB

Daging Sapi Impor Ganjal Optimalisasi RPH Moderen

Rep: bo/ Red: Nidia Zuraya
Pemingsanan sapi di sebuah Rumah Potong Hewan (RPH).
Foto: adelaidenow.com.au
Pemingsanan sapi di sebuah Rumah Potong Hewan (RPH).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Revitalisasi sejumlah rumah pemotongan hewan (RPH) di Jawa Tengah, belum dapat dioptimalkan pemanfaatannya. Padahal revitlisasi ini telah menjadikan RPH ini lebih moderen dan memiliki fasilitas lebih lengkap berstandar pemotongan hewan yang dipersyaratkan internasional.

 

“Salah satu faktornya, daging sapi impor,” ungkap Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Ir Whitono MSi, Kamis (8/5).

 

Menurut Whitono, saat ini daging sapi impor tengah membanjiri daerah –yang selama ini—menjadi tujuan pasokan daging asal Jawa Tengah. Sebab ‘keran’ impor daging sapi tengah dibuka lebar, seperti di provinsi DKI Jakarta dan daerah lain di sekitarnya.

 

Banyaknya pasokan dan stok daging sapi impor ini membuat harga daging sapi di pasaran menjadi relatif murah. “Untuk ‘hitung- hitungan’ dagang, kondisi ini sangat tidak menguntungkan jika kita memasok daging sapi ke-sana,” ungkapnya.

 

Sebab, harga daging sapi di Jawa Tengah masih berkisar Rp 85 ribu hingga Rp 90 ribu per kilogram. Sementara harga daging sapi impor jelas lebih rendah.

Whitono mengakui, revitalisasi sejumlah RPH saat ini juga sudah dilakukan di sejumlah daerah di Jawa Tengah. Seperti RPH Kota Semarang, Kota Salatiga, Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali dan RPH di Kabupaten Tegal.

 

Hingga saat ini, pihaknya sudah merevitalisasi sejumlah rumah pemotongan hewan (RPH) di beberapa daerah di Jawa Tengah. Antara lain RPH di Kota Semarang, Kota Salatiga, Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali serta RPH di Kabupaten  Tegal. Bahkan untuk RPH di Semarang, Boyolali, Salatiga dan Surakarta sudah dilengkapi fasilitas ruang pendingin dengan blastfreezer untuk membekukan daging.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement