Kamis 08 May 2014 10:33 WIB

Ical Disarankan Jadi Negarawan

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Mansyur Faqih
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) bersama Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie memberikan keterangan pers usai pertemuan tertutup di  Jakarta, Selasa (29/4). (Republika/Aditya Pradana Putra )
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) bersama Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie memberikan keterangan pers usai pertemuan tertutup di Jakarta, Selasa (29/4). (Republika/Aditya Pradana Putra )

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi yang hendak dibentuk antara Partai Golkar dan Gerindra dinilai akan menjadi basis kekuatan dalam kontestasi pilpres 2014. Namun, figur pimpinan kedua parpol tersebut tidak mungkin bersatu. Kecuali ada salah satu yang mengalah untuk mundur.

Direktur Eksekutif IndoStrategi Andar Nubowo mengatakan, Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie sama-sama mencalonkan diri sebagai presiden. Karenanya, mereka tidak mungkin bersatu. Kecuali ada kejutan dari Golkar saat masa pendaftaran calon di KPU pertengahan Mei mendatang.

"Sebab, Golkar dan Gerindra itu sangat potensial berkoalisi, hanya Prabowo dan Ical yang tidak, kecuali, Ical mengalah," kata Andar pada Republika, Kamis (8/5).

Ia mengatakan, Ical bisa saja menyiapkan strategi mundur dan menyerahkan kursi cawapres pada seorang kader muda partainya. Sehingga, Indonesia akan mengenangnya sebagai seorang negarawan dan menjadi kredit poinnya sebagai ketum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement