REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Partai Keadilan Sejahtera (PKS) belum melihat Partai Demokrat sebagai rekan yang dapat diajak berkoalisi. Hal itu berkaitan dengan program kovensi calon presiden Demokrat yang sampai saat itu nasibnya belum jelas.
Waktu yang tersita untuk mengurusi konvensi membuat Demokrat dinilai tidak bisa diajak komunikasi dengan intens dan mendalam. Untuk itulah, PKS lebih memilih membangun diskusi dengan partai-partai lain yang sudah lebih dulu siap membicarakan detail koalisi.
“Demokrat kan masih punya PR, manuvernya kan jadi terbatas. Tapi kalau dari pihak Demokrat ada lah yang mengajak komunikasi,” kata anggota Majelis Syuro PKS Hidayata Nur Wahid di Jakarta Rabu (7/5).
Hidayat mengatakan, atas pertimbangan itulah PKS lebih memilih melihat potensi koalisi yang disung partai lain ketimbang Demokrat. Dari agenda politik Demokrat yang menyatakan tanggal 15 Mei merupakan putusan hasil konvensi, menurut dia menjadi agak terlambat untuk bermanuver.
Pasalnya, sepekan sebelum pengumuman itu atau pada tanggal 9 Mei hasil rekapituasli sah dari KPU terkait Pileg sudah diumumkan. “Sulit sepertinya untuk menunggu, PKS akan mencermati dari yang sudah cukup waktunya,” kata Hidayat.