REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra disebut akan merealisasikan koalisi Indonesia Raya. Selain dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), calon mitra koalisi lain adalah Partai Amanat Nasional (PAN).
Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon tidak memungkiri, pembahasan dengan PAN menunjukkan perkembangan menggembirakan. Hanya saja, Gerindra masih belum memutuskan siapa pendamping Prabowo Subianto.
Mengenai nama Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, Fadli menyatakan, Gerindra masih mencari cawapres yang disetujui mitra koalisi. Meski pun ia mengakui pembicaraan antara petinggi Gerindra dan PAN menunjukkan kemajuan berarti.
"Kita belum berbicara tentang nama, masih bicara tentang platform dulu. Dengan PAN kita sangat maju, Pak Hatta juga sangat maju," ujar Fadli di Jakarta, Rabu (7/5).
Menurut Fadli, Gerindra bakal memastikan koalisi setelah 9 Mei mendatang. Pertimbangannya adalah hasil pengumuman rekapitulasi suara nasional dan penetapan kursi DPR.
Karena masih ada waktu, Gerindra akan semakin intensif menggelar pertemuan dengan beberapa petinggi parpol. Langkah itu untuk memutuskan siapa kandidat yang tepat sebagai pendamping Prabowo.
"Kita sedang bicarakan, belum ada keputusan, penjajakan dalam politik. Deklarasi belum, koalisi dulu nanti parpol bicarakan nama (cawapres)," kata Fadli.
Fadli mengakui, dalam proses pembahasan koalisi tenda besar yang melibatkan banyak parpol berlangsung tarik-menarik kepentingan. Karenanya keputusan yang diambil harus dilalui dengan cara tidak. Meski begitu, ia optimistis Gerindra akan mampu merangkul banyak parpol untuk mendukung pencalonan Prabowo.
"Ada beberapa partai yang kita harapkan, mungkin PAN, PKS, Hanura, PPP, Golkar juga. Dengan Demokrat juga dalam waktu dekat ini akan berkomunikasi," katanya.