REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Para peternak sapi potong lokal di wilayah Kabupaten Semarang mengaku resah terkait kebijakan impor daging sapi. Peternak kian buncah setelah beredar kabar sapi BX (Brahman Cross) masuk sejumlah rumah pemotongan hewan (RPH) di Jawa Tengah.
“Kami khawatir ini jadi indikasi masuknya sapi impor ke Jawa Tengah,” ungkap Muntoha (58), peternak sapi potong asal Susukan, Kabupaten Semarang, Rabu (7/5).
Jika kekhawatiran ini benar, jelasnya, para peternak sapi lokal akan semakin kelimpungan mengingat harga daging sapi impor lebih murah. Ujung- ujungnya, harga sapi lokal akan terpukul dan para peternak tidak dapat menikmati hasil yang lebih baik. “Lagi- lagi, peternak sapi lokal akan merugi,” jelasnya melalui sambungan telepon.
Sejauh ini, tambahnya, para peternak mengetahui Jawa Tengah merupakan daerah yang tidak mengizinkan masuknya sapi impor.
Sehingga harapan petani terhadap stabilitas harga daging sapi sangat tinggi. Namun temuan sapi impor di RPH mengisyaratkan ancaman bagi peternak sapi lokal.
“Kami khawatir harga sapi lokal jatuh, peternak sapi lokal menahan diri untuk menjual sapinya hingga pasokan berkurang dan sapi impor jadi solusi,” tambahnya.
Hal senada dituturkan Koordinator Kelompok Petani Peternak sapi bangun rejo, Desa Polosiri, kecamatan Bawen, Eko Dodi Pramono.
Menurutnya, temuan masuknya sapi impor ke sejumlah RPH di Jawa Tengah bukan sekedar ‘isapan jempol’. Salah satunya di RPH Wiradesa, Kabupaten Pekalongan.
Ia juga mengaku memiliki beberapa data berikut foto- foto aktivitas pemotongan sapi BX ini. “Bagi kami, ini merupakan ancaman bagi kesejahteraan peternak sapi lokal,” tegasnya.
Saat ini harga daging sapi di Jawa Tengah berkisar antara Rp 85 hingga Rp 90 ribu per kilogram. Harga ini masih terus bertahan. Kalau harga daging sapi impor lebih rendah dari harga ini dapat dipastikan dampaak bagi peternak sapi lokal akan sangat besar.