Rabu 07 May 2014 14:09 WIB

Pemerintah Sosialisasikan Waspada MERS Kepada TKI

Ahli Kesehatan AS tengah mengamati perkembangan virus MERS.
Foto: VOA
Ahli Kesehatan AS tengah mengamati perkembangan virus MERS.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Pemerintah Republik Indonesia terus menyosialisasikan kewaspadaan terhadap penularan Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) kepada para tenaga kerja Indonesia di luar negeri khususnya Arab Saudi.

"Di Jeddah, di Riyadh, terus dilakukan sosialisasi dikantong-kantong TKI. Kami selalu memberikan perlengkapan dan pelayanan," kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Gatot Abdullah Mansyur di Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (7/6).

Gatot mengatakan hal itu kepada wartawan usai menghadiri sosialisasi program penempatan dan perlindungan TKI di Aula Sekretariat Daerah Banjarnegara. Menurut dia, hingga sekarang penyebar virus MERS-CoV belum terkonfirmasi apakah dari unta atau lainnya.

"Bahkan, vaksinnya juga belum ada," kata mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi itu.

Oleh karena itu, kata dia, TKI yang berada di Arab Saudi harus selalu menjaga kebersihan, kesehatan atau vitalitas, menghindari kerumunan orang, dan menggunakan masker jika pergi ke tempat-tempat umum. Berdasarkan laporan, menurut dia, seorang TKI meninggal dunia di Jeddah pada 26 April 2014 karena teridentifikasi terkena MERS-CoV.

"Di Indonesia ada 27 orang yang 'suspect' (MERS-Cov). Tetapi menurut Ibu Menteri Kesehatan, ke-27 orang tersebut setelah diperiksa, tidak ada yang positif, semua negatif MERS-CoV," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa ke-27 orang itu tidak ada yang mantan TKI. "Pokoknya yang pulang dari umroh," katanya. Gatot mengatakan hingga saat ini belum ada pembatasan kunjungan ke negara-negara yang diduga terjadi penyebaran MERS-CoV.

Menurut dia, hal itu disebabkan Perserikatan Bangsa-Bangsa belum sampai memutuskan adanya pembatasan kunjungan, dan pemerintah Arab Saudi juga belum membatasi orang-orang yang akan datang ke negara tersebut. "Sampai sekarang masih sebatas saran-saran untuk menghindari. Tetapi kita harus waspada," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement