Selasa 06 May 2014 23:31 WIB

REDD+ Mendorong Ekonomi Hijau di Indonesia

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Julkifli Marbun
Uji Emisi
Foto: Tahta/Republika
Uji Emisi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola REDD+ Indonesia dalam Forests Asia Summit 2014 di Hotel Shangri La (5-6 Mei 2014), yang mengambil tema Sustainable Landscapes for Green Growth in Southeast Asia, mempromosikan dua hal yaitu; pendekatan lanskap sebagai suatu kesatuan dari sebuah sistem lingkungan yang luas dan ekonomi hijau.

“Pendekatan lanskap adalah awal dari pembangunan yang berkelanjutan, terutama setelah memperhatikan dampak dari perubahan iklim”, ujar Kepala Badan Pengelola REDD+ (Reducing Emmission from Deforestation and Forest Degradation/Reduksi Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan) Heru Prasetyo dalam pleno penutupan.

“Hal ini sebenarnya telah mulai dibahas jauh sebelum KTT Bumi di Rio tahun 1992 yang kemudian melahirkan United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), United Nations Convention on Biological Diversity (UNCBD) dan United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD), konvensi-konvensi PBB yang berkaitan dengan perubahan iklim, keanekaragaman hayati dan meluasnya padang pasir di bumi.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement