REPUBLIKA.CO.ID, MISSOURI -- Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin menjadi kepala daerah pertama di Indonesia yang memberikan kuliah di Universitas Missouri, Senin (5/5) waktu setempat. Alex memberian kuliah di depan mahasiswa School of Journalisme Missouri yang tengah mengambil pendidikan jurnalisme.
Dengan didampingi Fritz Cropp Fritz Cropp Associate Dean for Global Programs Missouri School of Journalism, Gubernur Alex Noerdin memberikan ceramah tentang perkembangan pers di Indonesia sejak masa orde baru sampai era kebebasan pers. Alex juga menjelaskan tentang kehidupan sosial dan politik di Indonesia dan program pembangunan di Sumsel kepada mahasiswa School of Journalisme yang berasal dari mancanegara.
Alex Noerdin menjelaskan kepedulian Sumsel pada perkembangan pers di Indonesia khususnya yang terkait dengan pendidikan jurnalisme bagi sumber daya manusia di bidang jurnalistik. Sumsel berencana akan mendirikan perguruan jurnalistik bekerjasama dengan Universitas Missouri.
Gubernur Sumsel juga memaparkan tentang kepedulian Sumsel terhadap olahraga dengan memiliki fasilitas olahraga standar internasional di kawasan Jakabaring Sport City. “Sumatera Selatan sudah sukses melaksanakan SEA Games 2011, Islamic Solidarity Games dan berbagai even olahraga berkelas internasional. Saat ini kita sedang bersaing untuk menjadi tuan rumah Asian Games tahun 2019,” kata Alex Noerdin.
Di bidang jurnalistik Sumatera Selatan menurut Alex Noerdin, ingin mendirikan sekolah jurnalisme pertama di Indonesia bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan kedatangan saya ke sini Universitas Missouri atau sering disingkat Mizzou adalah untuk merealisasikan gagasan tersebut.
Sementara itu dalam sesi tanya jawab, Direktur Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) Ahmed Kurnia yang mendampingi Gubernur Sumsel menjelaskan tentang komitmen dan kepedulian Alex Noerdin yang besar kepada kehidupan pers di Indonesia.
“Sumatera Selatan adalah daerah pertama di Indonesia yang memiliki sekolah jurnalisme untuk wartawan dan sekarang ingin mewujudkan perguruan tinggi jurnalisme pertama di Indonesia,” kata wartawan senior yang terakhir menjadi redaktur di majalah Tempo sebelum majalah tersebut dibredel pada masa Orde Baru.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
