Selasa 06 May 2014 21:26 WIB

Indonesia Alami Degradasi Keanekaragaman Hayati

  Kepulan asap dari hutan terbakar terlihat di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Kabupaten Bengkalis, Riau, Jumat (28/2).   (Antara/Satgas Bencana Asap Riau)
Kepulan asap dari hutan terbakar terlihat di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Kabupaten Bengkalis, Riau, Jumat (28/2). (Antara/Satgas Bencana Asap Riau)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar keanekaragaman hayati sekaligus Direktur Eksekutif Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) M S Sembiring menyatakan, saat ini Indonesia mengalami degradasi keanekaragaman hayati akibat berbagai bencana lingkungan.

"Bencana lingkungan itu antara lain kebakaran hutan, konversi lahan, polusi, dan banyaknya eksploitasi sumber daya alam," kata Sembiring, di Surabaya, Selasa (6/5).

Oleh karena itu, katanya, generasi muda adalah kunci penyelamatan keanekaragaman hayati di Indonesia. Apalagi, kini sudah saatnya mereka melakukan aksi nyata bagi perkembangan keanekaragaman hayati nusantara.

"Kami memilih kalangan muda sebagai pondasi utama mengingat rentang usia 17 - 30 tahun merupakan umur yang paling produktif. Bahkan, potensial dalam membangun dan menjaga lingkungan hidup," ujarnya.

Kalangan muda, katanya, dinilai lebih dominan untuk aktif dan kreatif termasuk membuat program kegiatan jangka menengah ataupun panjang dalam pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.

"Sementara itu, dengan total luas wilayah sebesar 1,3 persen dari luas bumi maka Indonesia memiliki begitu banyak keanekaragaman hayati. Akibatnya, negeri ini dijuluki sebagai Negara 'Megabiodiversity'," katanya.

Untuk itu, katanya, yayasan yang dipimpinnya telah merancang sebuah terobosan dengan mengajak anak muda Indonesia untuk terlibat langsung dalam gerakan pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.

"Gerakan tersebut bernama 'Biodiversity Warriors' dan akan kami resmikan dalam waktu dekat," katanya.

Ia menyebutkan, gerakan anak muda itu dilakukan melalui dunia maya yakni berbasis website. Generasi muda ini diharapkan menjadi "citizen scientist" dan "cyber activist". "Dengan demikian, mereka dapat berpartisipasi dalam penyelamatan keanekaragaman hayati Indonesia. Khususnya melalui cara yang menyenangkan," katanya.

Ia melanjutkan, melalui gerakan tersebut kalangan muda dapat berbagi informasi tentang keunikan, manfaat, dan status kelangkaan dari keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia. "Sekecil apa pun informasi mereka dapat menjadi bahan untuk melakukan perubahan di penjuru nusantara," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement