REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengingatkan bahwa kondisi musim kemarau tahun ini diprakirakan akan lebih kering dibanding kemarau tahun sebelumnya karena adanya pengaruh El Nino.
"Bulan ini sudah memasuki musim kemarau. Kemarau tahun ini lebih kering. Pemerintah dan petani perlu melakukan persiapan untuk menghadapinya," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Tony Agus Wijaya, di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, gelombang panas El Nino yang menyapu wilayah Indonesia saat kemarau tahun ini akan berdampak pada berkurangnya curah hujan hingga 15 persen dibanding tahun sebelumnya.
"Saat kemarau, masih ada hujan yang turun. Namun, intensitasnya pada tahun ini berkurang karena adanya fenomena El Nino," katanya.
Hujan, lanjut dia, masih mungkin turun di wilayah Yogyakarta pada sore atau malam hari dengan intensitas ringan hingga sedang. Sedangkan pada siang hari, suhu udara cukup tinggi.
Berdasarkan pemantauan BMKG Yogyakarta, suhu udara saat siang hari bisa mencapai 33 derajat Celcius. Sedangkan, suhu udara minimum di malam hari mencapai 24 derajat Celcius.
"Secara umum, musim kemarau tahun ini akan berjalan normal. Puncak musim kemarau terjadi pada Agustus dan musim kemarau berakhir pada Oktober. Selanjutnya, wilayah Yogyakarta akan masuk musim hujan," katanya.