Selasa 06 May 2014 20:26 WIB

Pengamat: Jokowi-Samad Bisa Jadi Pasangan Paling Integritas

 Ketua KPK Abraham Samad (kanan) menerima penghargaan Tokoh Perubahan Republika 2013 dari Komisaris utama PT Republika Media Mandiri Adi Sasono di Jakarta, Senin (21/4). (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Ketua KPK Abraham Samad (kanan) menerima penghargaan Tokoh Perubahan Republika 2013 dari Komisaris utama PT Republika Media Mandiri Adi Sasono di Jakarta, Senin (21/4). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pengamat politik dari Charta Politika Yunarto Wijaya berpendapat bahwa calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo bila disandingkan dengan Ketua KPK Abraham Samad dinilai ideal karena dianggap representatif dari tokoh-tokoh yang berintegritas dan bersih.

"Kalau saya melihat sosok Jokowi-Abraham Samad itu positif karena dianggap representatif dari tokoh-tokoh yang berintegritas dan bersih. Mereka berdua juga tak punya masa lalu yang mencoreng nama mereka," kata Yunarto di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, kepribadian yang bersih memang melekat di kedua tokoh ini. "Mereka juga sama-sama tokoh muda," katanya.

Ia menambahkan dari sisi integritas Abraham Samad tidak diragukan lagi karena memiliki integritas yang tinggi. "Kalau saya lihat Abraham Samad berintergritas, gak mungkinlah kalau tidak bersih dia terpilih jadi ketua KPK. Berbeda dengan Jusuf Kalla yang berasal dari pengusaha," katanya.

Rektor Universitas Negeri Semarang, Fathur Rokhman mengakui pasangan Jokowi- Abraham Samad sangat bagus dan sanggup membangun pemerintahan tidak lagi berdasarkan transaksi politik, tapi profesionalisme.

Ia berpendapat selama ini Jokowi dikenal sebagai figur yang dekat dengan rakyat dengan blusukannya,

Sedangkan Abraham Samad adalah figur pemberantasan korupsi yang sudah terbukti berhasil mengungkap sejumlah kasus korupsi. Samad diyakini mampu mendukung konsep revolusi mental Jokowi. Dimana tentunya dengan membentuk mental yang jauh dari korupsi.

"Jika bersanding dengan Samad, pemerintahan Jokowi dinilai tidak lagi berdasarkan transaksi politik, tapi profesionalisme. Semua akan memaksimalkan proses demokrasi di Indonesia," kata Fathur.

Sebelumnya, dari hasil riset yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terlihat ada tiga kandidat capres, maka Joko Widodo akan meraup 47,1 persen suara, Prabowo Subianto meraup 32,1 persen suara, sementara Aburizal Bakrie dengan 9,2 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement